Advertorial
Intisari-Online.com - Masih ingatkah Anda dengan peringatan WHO pada 2014?
Pada tahun tersebut, Badan Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa antara tahun 2030-2050, sebanyak 250.000 orang bisa meninggal karena kekurangan nutrisi, panas, dan malaria yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Kini, muncul kabar yang lebih buruk dari para peneliti.
Hasil analisis baru yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine menyebut bahwa perkiraan WHO di atas kurang komprehensif.
Pasalnya, WHO belum memperhitungkan faktor-faktor penyebab kematian lain yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Baca Juga : Kisah Memilukan Nurhidayati: TKW yang Tewas karena Menolak Selingkuh dengan Majikannya
Faktor-faktor ini, ujar penulis studi dan pakar epidemiolog Dr Andrew Haines kepada CNN, termasuk perpindahan penduduk, berkurangnya produktivitas petani karena panas, dan dampak bila layanan kesehatan terganggu oleh cuaca ekstrem yang disebabkan perubahan iklim.
Studi ini memang belum dapat memberikan angka total perkiraan kematian yang baru, tetapi studi serupa yang dirilis pada 2016 menyebutkan bahwa berkurangnya produksi makanan saja dapat menyebabkan kenaikan kematian hingga 529.000 jiwa pada 2050.
Baca Juga : Lambung Bayi 4 Bulan Ini Pecah Lalu Meninggal Setelah Diberi Makan Nasi Utuh oleh Ibunya
Selain itu, Bank Dunia juga memperkirakan bahwa lebih dari 100 juta orang bisa mengalami kemiskinan ekstrem pada 2030 akibat perubahan iklim.
Orang-orang ini pun akan menjadi lebih rentan terhadap dampak kesehatan perubahan iklim.
Baca Juga : Kutub Magnet Bumi Bergeser, GPS di Ponsel Bisa Terpengaruhi
Para penulis studi menulis, ancaman kesehatan yang disebabkan oleh perubahan iklim membutuhkan keputusan tegas dari profesional kesehatan dan pemerintah untuk melindungi kesehatan generasi sekarang dan masa depan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com olehShierine Wangsa Wibawa dengan judul "2030, Ratusan Ribu Orang Akan Meninggal karena Perubahan Iklim"