Merasa bukan haknya, Amir mengembalikan dompet itu kepada pemilik, sesuai alamat yang tertera di kartu identitas di dalam dompet.
"Namun, siapa sangka, saya malah dituduh pencopet dompet tersebut. Saya sabar saja dan meneruskan perjalanan," kata Amir lirih.
Pernah juga sesampainya di Bandar Lampung, ia dua kali dipalak preman dan dipukuli, sampai kemudian dilerai polisi.
Kemudian sesampainya di Pelabuhan Bakauheni Lampung, Amir tak punya uang guna membeli tiket kapal menyeberangi Selat Sunda ke Pulau Jawa.
Tapi di luar dugaan dia dibantu seorang polisi.
"Polisi itu membawa saya menyeberangi lautan secara gratis," ujar Amir tersenyum.
Selama berada di perjalanan, Amir hampir selalu menginap di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang dilintasi.
Ia mengaku hanya sekali menginap di luar SPBU, yakni di teras warung yang sudah tutup, di Lampung.
Perjalanan kaki Amir ternyata menjadi viral di social media (media sosial/medsos).
Source | : | Tribun Jatim |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR