Dia menyebut Malaysia memiliki utang 1 triliun ringgit, sekitar Rp 3.504 triliun, dan menuding utang itu disebabkan kesalahan rezim Najib.
Dihadapkan pada kondisi utang yang menggunung, Shofwan mengatakan Mahathir memilih untuk meninjau proyek yang dianggap mahal dan belum perlu.
"Saya kira Mahathir melakukan review untuk memastikan proyek ini sudah dihitung sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Malaysia," imbuhnya.
Terkait dengan keterbukaan, Mahathir dalam pidatonya menyebut pemerintahannya tak melarang pemberitaan media ataupun melontarkan kritikan.
Namun, kebebasan itu tidak boleh sampai pada taraf di mana ada pihak yang melapor karena merasa diprovokasi sehingga saling bermusuhan.
"Apa yang dimaksud dengan provokasi tersebut nantinya bakal mendapat penjabaran," tutur pemimpin terpilih tertua dunia itu.
Riza menuturkan, keterbukaan itu bakal menjadi dilema tersendiri bagi Mahathir.
Sebab keterbukaan berarti tuntutan tinggi untuk transparansi dan antisipasi publik. Keterbukaan Mahathir bakal ditentukan oleh para politisi di koalisi Pakatan.
"Atau Mahathir bakal mengurangi cara lama yang diwariskan dari waktu ke waktu," tuturnya.
Terkait penyidikan skandal 1MDB, Riza menyebut masih berada dalam tahap awal, dan dia memprediksi bakal ada kompromi antara Mahathir dengan UMNO maupun Najib.
Terakhir, Mahathir yang berusia 93 tahun merupakan pemimpin tertua di ASEAN. Sementara Presiden Indonesia Joko Widodo adalah kedua termuda. (Ardi Priyatno Utomo)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kaleidoskop 2018: Kembalinya Mahathir sebagai Perdana Menteri Malaysia”)
Baca Juga : Menangi Pemilu, Mahathir Mohamad akan Jadi Pemimpin Terpilih Tertua di Dunia
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR