Intisari-online.com - Perang membawa kehancuran, duka, dan kesengsaraan bagi kedua belah pihak yang berseturu.
Selama Perang Dunia I, Blok Sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dan Blok Sentral ( Jerman, Italia, Austria-Hongaria) berusaha untuk menaklukkan satu sama lain.
Warga sipil yang tak berdosa yang banyak menjadi korban karena perang. Mereka terkena tembakan, reruntuhan bangunan, atau ditawan musuh.
Semua ini terjadi selama beberapa tahun dan menewaskan ratusan ribu warga sipil yang tak berdosa.
Ketika salah satu kubu belum kalah atau menyerah, mereka akan terus berusaha menyerang. Namun, peperangan bisa terhenti ketika ada momen perayaan tertentu, baik itu disepakati ataupun tidak.
Hari ini 104 tahun yang lalu, tepatnya pada 25 Desember 1914, genjatan senjata dilakukan antara Blok Sekutu dan Blok Sentral pada tahun pertama Perang Dunia I.
Mereka sepakat tak saling menyerang dan menurunkan senjata untuk merayakan Natal.
Natal memberikan kedamaian, membuat kesepakatan di antara mereka untuk berhenti berperang.
Kedua belah pihak kemudian mengirim tentaranya untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat untuk merayakan Natal.
Untuk prajurit yang masih berada di medan pertempuran, mereka menggunakan momen genjatan ini untuk bersantai dan berkumpul sesama prajurit lainnya.
Dilansir dari History.com, genjatan senjata terjadi tepat tengah malam pada perayaan Natal. Mayoritas pasukan Jerman yang terlibat dalam Perang Dunia I berhenti menembakkan senjata dan artileri mereka.
Para tentara kemudian menyanyikan lagu-lagu Natal sambil makan bersama. Pada titik di sepanjang front timur dan barat, prajurit Rusia, Perancis, dan Inggris bahkan mendengar pasukan Jerman dalam nyanyian suka cita mereka.
Penulis | : | None |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR