Sebuah penilaian dari Pusat Bantuan Kemanusiaan ASEAN, yang dikutip dari Reuters mengatakan 191.000 orang memiliki 'kebutuhan mendesak', termasuk 60.000 anak-anak dan orang tua.
Namun di sela-sela kondisi memilukan yang terjadi di Palu, ada sebuah cerita dari dua saudara laki-laki yang berasal dari Palu.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Nanang dan Eko namanya, di tengah puing-puing rumahnya mereka tengah sibuk memaku papan kayu untuk membangun kembali rumahnya yang runtuh pasca bencana melanda.
"Saya lahir di sini dan lebih baik mati di sini," kata Eko (41), seorang pembuat furnitur, berdiri di dekat tiga mesin jahit yang rusak di bengkel terdekat, tulis Business Insider.
Mereka adalah sedikit dari banyak korban yang bertahan hidup dengan keterbatasan pasca tempat tinggalnya di Palu di goyang gempa dan tsunami.
"Di mana lagi kita bisa membangun? Siapa yang akan memberi kami uang untuk membeli tanah di tempat lain?" Kata Eko.
Baca Juga : Ikuti Upacara 'Keintiman' Rahasia, Wanita Ini Meninggal Setelah Lakukan Ritual Mengerikan
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR