Advertorial

Lewat Pindai Otak, Peneliti Ungkap Dampak Mengerikan Jika Anak Gunakan Smartphone Lebih dari 7 Jam dalam Sehari

Mentari DP
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Sebuah penelitian yang disebut Perkembangan Otak Kognitif Remaja menunjukkan hasil dari efek teknologi pada anak-anak.
Sebuah penelitian yang disebut Perkembangan Otak Kognitif Remaja menunjukkan hasil dari efek teknologi pada anak-anak.

Intisari-Online.com – Di era teknologi seperti sekarang ini, semua orang menggunakan smartphone. Tak terkecuali anak-anak.

Bahkan anak-anak di bawah usia lima tahun pun sudah pandai menggunakan smartphone orangtuanya.

Namun tahukah Anda bahwa ada akibat buruk dari kebiasaan anak yang menggunakan smartphone?

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Senin (10/12/2018), sebuah penelitian yang disebut Perkembangan Otak Kognitif Remaja menunjukkan hasil dari efek teknologi pada anak-anak.

Baca Juga : Keji, Pria Palembang Ini Cabuli Anaknya Sendiri Saat Istrinya Sedang Bekerja

Awalnya, peneliti membuat temuan awal dengan memindai otak dari 4.500 anak-anak.

Mereka melakukan pemindaian sesuai dengan penelitian sebelumnya yang melakukan pemindaian otak terhadap lebih dari 11.000 selama sembilan hingga 10 tahun.

Pada penelitian sebelumnya tersebut, peneliti ingin tahu bagaimana layar smartphone mempengaruhi perkembangan emosi dan kesehatan mental.

Hasilnya, anak-anak yang menghabiskan lebih dari dua jam dalam sehari di depan smartphone miliki tes berpikir dan bahasa lebih rendah.

Sementara pada penelitian baru yang didanai oleh National Institute of Health ini, para peneliti menemukan hasil yang tak berbeda jauh.

Di mana mereka menjelaskan bahwa anak-anak yang bermain smartphone selama tujuh jam atau lebih dalam sehari menunjukkan tanda-tanda bahwa korteks otak mereka menipis sebelum waktunya.

Baca Juga : Muncul Kerak Hitam pada Leher, Ketiak atau Siku, Berbahayakah?

Diketahui jika korteks otak mereka menipis, maka anak-anak berisiko mengalami kerusakan fungsi memori, keterampilan persepsi, dan kemampuan kognitif.

Korteks otak adalah lapisan terluar jaringan saraf yang memproses informasi dari dunia fisik.

Bagian ini sangat penting untuk fungsi-fungsi kognitif seperti persepsi, bahasa, ingatan dan kesadaran. Tetapi mulai menipis saat kita dewasa dan menjadi tua.

Hanya saja, para peneliti dalam penelitian ini menjelaskan bahwa orangtua jangan langsung menarik kesimpulan dan melarang anak-anaknya menggunakan smartphone.

Sebab, ada perbedaan yang tak begitu jauh dari berbagai peserta dalam menggunakan smartphone.

“Saya tidak bisa bilang ini buruk. Karena nyatanya smartphone juga berdampak baik bagi anak,” ucap Dr Gaya Dowling, salah seorang peneliti.

“Hanya saja, ini bisa jadi peringatan bagi orangtua agar tidak membiarkan anak mereka menggunakan smartphone terlalu lama.”

Sebenarnya, sebelum penelitian yang dilakukan oleh Dr Gaya Dowling, ada beberapa penelitian yang mirip.

Baca Juga : 7 Manfaat Luar Biasa dengan Minum Air Madu Hangat di Pagi Hari Saat Perut Kosong

Seperti sebuah studi tahun 2014 yang menunjukkan bahwa ada korelasi langsung antara ketebalan korteks otak dan skor IQ.

Di mana korteks otak mulai menipis setelah usia lima atau enam tahun sebagai bagian dari proses penuaan normal.

Tapi studi tersebut tidak menunjukkan bahwa hal tersebut berpengaruh dalam IQ seseorang.

Lalu bagaimana cara menggunakan smartphone bagi anak?

Dengan usia rata-rata seorang anak untuk mendapatkan smartphone pertama mereka adalah 10 tahun.

Jika kurang dari usia 10 tahun, sebuah penelitian dari Korea University mengkhawatirkan bahwa ia akan ketergantungan pada teknologi ini.

Lebih jauh, ditakutkan smartphone akan dapat mempengaruhi otak remaja.

Sebab, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa remaja yang kecanduan smartphone mereka lebih mungkin menderita gangguan mental, termasuk depresi dan kecemasan.

Karena ia sangat bergantung pada smartphone mereka. Jadinya suasana hati mereka, tergantung pada smartphone.

Baca Juga : Singkirkan Lemak pada Paha dengan Ikuti 12 Langkah Berikut Ini!

Artikel Terkait