Advertorial

Dapat Transplantasi Rahim dari Orang Mati, Wanita Ini Berhasil Melahirkan Bayi

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Tingkat keberhasilan untuk melahirkan bayi dari tranplantasi rahim pendonor yang sudah meninggal masih tidak jelas.
Tingkat keberhasilan untuk melahirkan bayi dari tranplantasi rahim pendonor yang sudah meninggal masih tidak jelas.

Intisari-Online.com - Jurnal medis The Lancet minggu ini menerbitkan laporan bahwa seorang bayi berhasil dilahirkan dari wanita yang menerima transplantasi rahim orang mati.

Bayi perempuan itu berhasil lahir pada 15 Desember 2017, di Brasil.

Transplantasi rahim bukanlah hal yang baru, namun yang masih tak jelas adalah tingkat keberhasilan untuk melahirkan bayi dari rahim pendonor yang sudah meninggal.

Bayi pertama yang berhasil lahir dari transplantasi rahim lahir pada tahun 2013 di Swedia.

Baca Juga : Luar Biasa! Inilah Bayi Pertama di Dunia yang Lahir dari Transplantasi Rahim Wanita yang Meninggal

Namun, dalam kasus itu, wanita tersebut menerima rahim dari pendonor yang hidup.

Sejak itu, 39 dari prosedur transplantasi ini telah dilakukan, dan 11 bayi telah lahir.

Sebuah tambahan 10 transplantasi dari pendonor yang telah meninggal telah dilakukan di AS, Republik Ceko, dan Turki, meskipun tidak ada kelahiran hidup yang terjadi sampai sekarang.

Pernah ada seorang wanita di Turki menjadi hamil setelah transplantasi rahim dari donor yang sudah meninggal, tetapi kemudian dia keguguran.

Baca Juga : Kisah Pasien Transplantasi Wajah, Tembak Wajahnya Sendiri, Wajahnya Hancur, Dioperasi, dan Lakukan Sky Diving Dengan Wajah Baru

"Jumlah orang yang bersedia mendonorkan rahimnya ketika dirinya sudah meninggal lebih banyak daripada mereka yang hidup," kata Dr. Dani Ejzenberg dari Hospital das Clínicas, São Paulo, Brasil sebagaimana dilansir dari Buzzfeednews.com, Rabu (5/6/2018).

Maka dari itu, kasus keberhasilan kelahiran bayi dari tranplantasi rahim pendonor yang sudah meninggal ini adalah yang pertama kalinya.

Wanita ini awalnya memiliki sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser , yang merupakan cacat lahir yang menyebabkan hilangnya rahim.

Baca Juga : Wajahnya Hancur Setelah Nekat Tembak Diri Sendiri, Pria Ini Justru Jalani Transplantasi Wajah Paling Sukses

Pada tahun 2016, dia kemudian menjalani transplantasi rahim dari pendonor berusia 45 tahun yang meninggal karena stroke.

Empat bulan sebelum prosedur, penerima transplantasi menjalani siklus pembuahan in vitro di mana telur dikumpulkan dari indung telurnya dan dibuahi dengan sperma, dan embrio yang dihasilkan dibekukan.

Salah satu embrio kemudian dipindahkan ke rahim tujuh bulan setelah prosedur transplantasi, dan berhasil menghasilkan kehamilan.

Baca Juga : Cerita Memilukan Gadis yang Melakukan Tranplantasi Wajah: Dia Kini Mensyukuri 'Hidup Keduanya'

Bayi perempuan yang sehat lahir dengan seksio sesaria pada usia hampir 36 minggu, dengan berat sekitar 5,6 kilogram.

Setelah kelahiran terjadi, rahim yang ditransplantasikan kemudian diangkat lagi.

"Saya pikir transplantasi rahim ini unik karena hanya dimaksudkan dengan sementara untuk melahirkan bayi," kata Dr Rebecca Flyckt, direktur pelestarian kesuburan di Klinik Cleveland , yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Sementara transplantasi hati atau ginjal dimaksudkan agar berguna sepanjang hidup, rahim hanya 'dipakai' saat diperlukan.

Baca Juga : Jaga Kebersihan Ginjal Anda dengan Hentikan 6 Kebiasaan Sepele Berikut

Artikel Terkait