Advertorial

Dari Sakit Kepala Hingga Penyakit Jantung, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Jika Kita Sering Makan Ramen Instan

Mentari DP
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Mirip seperti mi instan. Apa yang akan terjadi jika kita sering makan ramen instan, katakanlah enam atau tujuh kali selama seminggu?
Mirip seperti mi instan. Apa yang akan terjadi jika kita sering makan ramen instan, katakanlah enam atau tujuh kali selama seminggu?

Intisari-Online.com – Mirip dengan mi instan, ramen instan merupakan makanan favorit setiap orang.

Hal ini dikarenakan ramen instan mudah dibuat, murah, dan tentunya tak kalah enak.

Tak heran, beberapa orang menyebut rame instan merupakan ‘teman hidup’ para mahasiswa atau siapapun dikala waktu memasuki akhir bulan.

Apalagi bagi mereka yang tisak memiliki akses ke dapur. Maka ramen instan adalah makanan ringan yang mudah disiapkan tanpa perlu dapur.

Baca Juga : Saking Tenarnya Indomie di Nigeria, Pemerintah Setempat Memanfaatkannya Untuk Hal Ini

Namun pertanyaannya, apakah ramen instan baik jika dikonsumsi terus menerus?

Apa yang akan terjadi jika kita sering makan ramen instan, katakanlah enam atau tujuh kali selama seminggu?

“Dalam sebuah ramen instan yang hanya berisi air tambahan, tidak ada banyak hal kecuali karbohidrat dan garam,” kata Abbey Sharp, seorang ahli gizi dan penulis dari Mindful Glow Cookbook di Toronto seperti dilansir dari tonic.vice.com pada Selasa (4/12/2018).

Sharp mengatakan ramen instan memiliki sedikit serat atau protein. Padahal dua komponen ini merupakan dua komponen utama makanan yang membuat seseorang merasa kenyang setelah makan.

Jadi ada kemungkinan ramen instan tidak bisa membuat Anda kenyang dalam waktu yang lama.

Tidak hanya membuat kita tidak kenyang, tidak ada gizi lain yang bisa kita dapatkan.

Kembali ke karbohidrat dan garam, katakanlah Anda lapar dan Anda memutuskan untuk membuat dua buah ramen instan.

Sebenarnya tergantung pada produk yang Anda beli, namun rata-rata sebuah ramen instan masing-masing mengandung 1.150 mg (atau lebih) sodium.

“Itu sangat tinggi,” kata Jim White, seorang ahli gizi diet terdaftar dan pemilik studio Jim White Fitness.

Baca Juga : Sebuah Penelitian Sebut Mie Instan Jadi Salah Satu Penyebab Anak-anak Dikirim ke Rumah Sakit, Kok Bisa?

White menunjukkan bahwa Pedoman Diet AS untuk Amerika merekomendasikan bahwa orang dewasa mengkonsumsi tidak lebih dari 2.300 mg sodium per hari.

Sementara dua buah mi sudah memiliki lebih dari batas sodium tersebut.

Padahal jumlah sodium tersebut belum makanan lain yang kita makan, seperti pizza dan makanan cepat saji lainnya.

Sebab, seperti yang kita tahu bahwa makanan cepat saji memiliki banyak sodium.

CDC memperingatkan, jika kita mengkonsumsi terlalu banyak garam, maka kita dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke dalam jangka panjang.

Itu untuk jangka panjangnya.

“Untuk jangka pendeknya, menghirup sodium sebanyak itu bisa menyebabkan retensi air yang serius,” kata White.

Seperti meningkatkan berat badan, merasa kembung, lambat berpikir, dan lesu.

Masalah semakin buruk, jika seseorang memasak ramen instan dengan air yang tidak bersih atau bukan air yang masak.

Akibatnya seseorang bisa mengalami dehidrasi yang nantinya dehidrasi dapat menyebabkan fungsi fisik dan kognitif yang buruk, termasuk masalah ingatan dan fokus.

Baca Juga : Sering Konsumsi Mie Instan? Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Anda

Ini juga dapat menyebabkan sakit kepala dan sembelit, menurut penelitian dari University of North Carolina.

"Ramen instan juga mengandung MSG dan TBHQ, yang dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan," kata White.

MSG (monosodium glutamat) adalah asam amino non-esensial yang memberi ramen rasa yang memuaskan, kaya umami.

Walau FDA menganggap MSG aman, namun faktanya beberapa orang melaporkan merasa mual, pusing, atau tidak sehat setelah memakannya.

Sama halnya dengan TBHQ. Walau TBHQ juga dianggap aman, tapi jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, maka ia bisa dikaitkan dengan toksisitas otak dan beberapa masalah kesehatan lainnya.

Terakhir, ramen instan juga memiliki karbohidrat yang dalam dosis berat.

Padahal beberapa penelitian telah mengaitkan mengkonsumsi karbohidrat dalam dosis yang tinggi bisa dikaitkan dengan kenaikan besar berat badan dan diabetes tipe-2 di AS.

Namun White menjelaskan bukan berarti ramen adalah makanan yang tidak baik.

Karena ramen instan juga mengandung beberapa mikronutrien, yaitu riboflavin dan tiamin (sangat rendah gula).

Kita masih boleh memakannya. Namun jangan terlalu sering. Mungkin 1 kali dalam seminggu atau 2 kali dalam sebulan.

Jadi, ramen instan bukanlah makanan yang buruk.

Tetapi jika kita memakannya setiap malam, maka kita mungkin akan mengalami beberapa masalah kesehatan.

Baca Juga : Dianggap Makanan Khas Nigeria, Ini 5 Rasa Indomie Nigeria yang Tidak Ada di Indonesia!

Artikel Terkait