Ibunya mengatakan, "Benar bahwa dia tidak mengikuti instruksi kata demi kata tetapi peringatan harus lebih jelas."
PPD, singkatan untuk paraphenylenediamine, juga digunakan dalam konsentrasi tinggi dalam tato henna hitam populer.
Ini adalah penyebab utama reaksi alergi terhadap pewarna rambut dan diperlukan untuk sebagian besar nuansa warna permanen, terutama warna gelap.
Ada batasan ketat pada konsentrasi PPD maksimal 2 persen dan bahan kimia dilarang dalam kosmetik lainnya.
Estelle menambahkan, "Saya hampir mati, saya tidak ingin hal serupa terjadi pada orang lain."
Selain itu, kasus serupa juga pernah dialami oleh Julie McCabe, seorang wanita yang menjadi korban poruduk pewarna rambut.
Dia mengalami koma, sesaat setelah menjalani pembilasan rambut karena menggunakan salah satu cat rambut paling terkenal di duni.
Alasannnya sama kandungan paraphenylenediamine (PPD) yang terkadung mencapai 99 persen.
PPD juga sebelumnya dilarang di Perancis, Jerman, dan Swedia, karena dalam sebuah studi AS telah menghubungkan paparan itu untuk peningkatan tingkat kanker kandung kemih.
Berdasarkan aturan UE, di Inggris zat ini bisa digunakan sampai 6 persen dalam satu produk pewarna rambut.
PPD adalah senyawa tidak berwarna tetapi mempunyai warna yang kaya ketika bereaksi dengan oksigen yang terkandung dalam bahan-bahan pewarna rambut, seperti hidrogen peroksida.
Bahan kimia ini sering digunakan dalam banyak pewarna rambut permanen karena mampu mengikat kuat ke rambut dan tidak luntur saat dicuci.
Alergi semacam itu memang jarang terjadi, dan hanya mempengaruhi satu dalam 250 ribu orang, dalam kebanyakan kasus efeknya hanya ruam ringan.
Tapi reaksi dapat menjadi parah, menyebabkan iritasi kulit yang serius, atau bahkan anafilaksis.
Untuk itulah untuk menhhindari masalah iritasi akibat bahan kimia ini, pengguna bisa mencobanya dengan menempelkannya ke tangan terlebih dahulu.
Lalu lihat reaksi yang ditimbulkan 48 jam kemudian, sebelum menggunakannya.
Baca Juga : Rupanya Ini 5 Alasan Wanita Senang Berkencan dengan Pilot
Source | : | Mirror |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR