Advertorial

Ini Diet yang Lebih Banyak Bakar Kalori, Dari Hasil Studi Harvard Lho!

Intisari Online
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Tim ilmuwan dari Harvard University melihat efektivitas dari beberapa jenis diet yang saat ini sedang populer. Inilah kesimpulan mereka.
Tim ilmuwan dari Harvard University melihat efektivitas dari beberapa jenis diet yang saat ini sedang populer. Inilah kesimpulan mereka.

Intisari-Online.com – Ada banyak cara untuk menurunkan berat badan.

Contoh berolahraga. Bisa ke gym atau di mana saja seperti berlari, berenang, atau jogging.

Namun diet merupakan cara menurunkan berat badan yang paling populer. Karenanya ada berbagai jenis diet yang tersedia.

Hanya saja, sanking banyaknya jenis diet, beberapa orang kerap bingung, diet apa yang harus saya pilih?

Baca Juga : Buktikan yang Terhebat, TNI AD Duduki Pemuncak Lomba Tembak ASEAN

Nah, melihat hal ini, para ilmuwan dari salah satu universitas terbaik di dunia, Harvard University, mencoba memberi Anda jawaban.

Dilansir dari kompas.com pada Senin (19/11/2018), setiap jenis diet akan fokus mengurangi sesuatu dan membuat kita fokus pada hal spesifik. Entah itu karbohidrat, lemak, atau mungkin gula.

Hal itu dimaksutkan untuk memudahkan marketing dari metode diet.

Lalu metode diet manakah yang paling efektif mengurangi kalori?

Tim ilmuwan dari Harvard melihat efektivitas dari beberapa jenis diet yang saat ini sedang populer.

Baca Juga : Pria 67 Tahun Ini Selalu Beli Nomor Lotere Sama, 25 Tahun Kemudian Inilah yang Terjadi

Secara speisifik mereka memberi judul penelitiannya: "Efek diet rendah karbohidrat terhadap pengeluaran energi selama program penurunan berat badan: uji acak".

Hasilnya, orang-orang yang ingin menurunkan berat badannya lalu mencoba diet rendah lemak-tinggi karbohidrat membakar lebih sedikit kalori daripada mereka yang menggantikan asupan karbohidrat dengan lemak.

Studi ini menemukan bahwa setiap kalori tidak lah sama.

Temuan ini bisa mengeliminasi efektivitas penghitungan kalori sebagai cara pasti mengetahui potensi penurunan berat badan.

Para peneliti mengamati 164 orang dewasa dan memastikan asupan makanan mereka tepat selama 20 minggu.

Kesimpulannya: mengurangi karbohidrat mampu meningkatkan pengeluaran energi selama masa penurunan berat badan.

Baca Juga : Kisah Nyata 'Pengangguran', Bertahan Hidup Hingga Usia 70 Tahun Tanpa Kerja dan Penghasilan

Hasil ini seolah membagi para ilmuwan menjadi dua kubu pendapat, yaitu mereka yang percaya unsur makanan terjahat adalah karbohidrat.

Terutama karbohidrat sederhana seperti pasta dan roti putih, serta tim yang menilai bahwa lemak adalah unsur makanan paling jahat.

Namun, jalan tengah yang mungkin bisa diambil adalah cobalah untuk mengurangi makan.

Sebab studi ini membimbing kita pada satu pemahaman bahwa kalori dari setiap sumber memiliki efek yang berbeda pula terhadap tubuh manusia.

Setiap orang perlu mengatur asupan hariannya secara detail untuk bisa mencapai penurunan berat badan. (Nabilla Tashandra)

(Artikel ini telah tayang diKompas.com dengan judul "Hasil Studi Harvard Tunjukkan Diet Mana yang Bakar Kalori Lebih Banyak")

Baca Juga : Ratna Galih Sakit, Perutnya Bengkak dan Penuh Cairan, Dari Gejalanya Mirip Penyakit Ini

Artikel Terkait