Advertorial
Intisari-Online.com – Zaman sekarang peta atau map adalah barang biasa.
Namun, zaman dulu peta merupakan barang berharga, bahkan perlu dirahasiakan.
Diduga, peta kasar sudah ada sebelum lahir bahasa tulis ± 5.500 tahun lalu. Bukti tertua atas dugaan ini adalah peta tablet tanah liat dari tahun 3000 SM oleh masyarakat Sumeria.
Peta serupa dibuat di Babilonia (kini bagian wilayah Irak) tahun 2500 SM.
(Baca juga:Berikut 5 Kumis Terkenal Sepanjang Sejarah Dunia, Apakah Anda Ada yang Mengenalnya?)
(Baca juga:Academy Award 2018 Digelar, Inilah Sejarah Piala Oscar yang Jadi Idaman Semua Artis!)
Peta tua lain berupa ukiran pada kayu dan batu, digambar di pasir, kertas, perkamen, kulit dan kain, bahkan dipahat pada salju sebagai karya seni.
Masyarakat primitif Eskimo, Indian, suku nomaden di Asia dan Afrika dikenal sebagai pembuat peta yang baik.
Sementara, masyarakat Babilonia diakui berpengaruh dalam pembuatan peta dengan mengembangkan sistem pembagian lingkaran menjadi 360 bagian yang sama, yang disebut derajat.
Sistem ini berguna untuk mengukur garis lintang dan garis bujur. Diduga Babilonia sudah membuat peta dengan teknik kartografi atau ilmu membuat peta, yang berasal dari masa Yunani kuno.
Selain Babilonia, bangsa lain pembuat peta adalah Mesir, Persia, dan Funisia. Peta tertua Mesir dibuat tahun 1300 SM.
Mereka berjasa dalam mengembangkan teknik survai. Mungkin teknik ini dulu untuk memetakan ulang batas wilayah yang selalu terhapus oleh banjir tahunan S. Nil.
Sedangkan bangsa Yunani mengembangkan sistem proyeksi peta.
Tokoh yang lekat dengan sejarah peta dunia adalah Claudius Ptolomaeus (100 - 168), astronom, ahli geografi dan matematika dari Yunani.
(Baca juga:Sejarah Kondom, Salah Satunya Kondom Karet Setebal Ban Dalam Sepeda)
Tahun 150-an di Alexandria, Mesir, ia menyusun kumpulan data untuk membuat peta dunia yang dia beri judul Geografi.
Kumpulan data sebanyak delapan jilid itu memuat secara mendetail 27 peta tempat yang diketahui dari satu wilayah anonim, serta daftar 8.000 tempat lengkap dengan koordinatnya.
Ia juga menjelaskan cara memproyeksikan bola dunia ke bidang datar.
Di abad pertengahan kemajuan pembuatan peta terutama terjadi di Arab dan China.
Bangsa Arab mengembangkan metode penentuan garis lintang dan bujur setelah Geografi diterjemahkan ke bahasa Arab, tahun 800-an.
Namun Ensiklopedia China-lah yang pertama kali memuat peta cetak ± tahun 1155.
Kartografi di Eropa berkembang setelah tahun 1400-an, saat Geografi diterjemahkan dalam bahasa Latin tahun 1410. Peta dunia Ptolomeus pun dibuat ulang di Eropa tahun 1482.
Banyaknya pelayaran pada tahun 1500 - 1700 memberi informasi lebih akurat bagi para kartograf bekerja terisolasi, disumpah untuk merahasiakannya, dan melindungi karya mereka meski harus bertaruh nyawa.
(Baca juga:Friday the 13th, Kisah 'Horor' saat Tanggal 13 Jatuh pada Hari Jumat. Ini Sejarahnya!)
Peta itu dijaga dengan ekstra hati-hati, mal ah di masa perang hanya orang tertentu yang boleh melihatnya.
Dengan dipakainya pengumpulan data melalui sensus tahun 1800-an, muncullah peta tematis. Seperti yang dilakukan John Snow saat terjadi epidemi kolera tahun 1855.
Dokter Inggris ini menerakan titik di peta pemukiman tiap kali ada korbani tewas.
Akhirnya, tampak di sekitar pompa air di Broad Street paling banyak tanda titik. Benar, di sanalah sumber infeksi.
Bermula pada penemuan mesin cetak pada abad XV yang terus berkembang hingga tahun 1900-an, peta pun mudah digandakan. Akibatnya, peta makin tersebar luas.
Informasinya pun makin lengkap terutama dengan kemajuan teknik fotografi, yang makin terbantu dengan dipakainya pesawat untuk pemotretan udara.
Selain yang berpermukaan rata, ada peta yang berpermukaan naik turun. Di antaranya peta relief dan peta taktil. Jenis kedua memuat simbol timbul bagi tunanetra.
Lalu mengapa peta disebut atlas? Gerardus Mercator (1512 - 1594), ahli geografi dari Fleming, Belgia, penyebabnya.
la mengggmbar dan membukukan peta ilmiah dunia dengan batas wilayah baru untuk pertama kalinya.
Sampul bukunya itu dihiasi gambar tokoh mitologi Yunani yaitu Atlas dari Titan, yang dikenal sebagai raksasa periyangga bumi.
Sejak itu, kata atlas dipakai sebagai istilah kumpulan peta. (Dari pelbagai sumber/Any Windiarti/Sht)
(Baca juga:Yang Kamu Lakukan Belum Ada Apa-apanya, Inilah Diet Paling Ekstrem dalam Sejarah)
(Sumber: Intisari Oktober 1999)