Advertorial

Ada Operator yang Manfaatkan Data Masyarakat saat Registrasi Kartu Demi Tingkatkan Jumlah Pelanggan

Ade Sulaeman

Editor

Anda masih ingat, ada pelanggan Indosat Ooredoo yang memposting Twitter, nomor induk kependudukan (NIK) dipakai oleh lebih dari 50 nomor? Itu belum seberapa.
Anda masih ingat, ada pelanggan Indosat Ooredoo yang memposting Twitter, nomor induk kependudukan (NIK) dipakai oleh lebih dari 50 nomor? Itu belum seberapa.

Intisari-Online.com - Anda masih ingat, ada pelanggan Indosat Ooredoo yang memposting Twitter, nomor induk kependudukan (NIK) dipakai oleh lebih dari 50 nomor? Itu belum seberapa.

Dalam sebuah dokumen tentang perkembangan registrasi kartu prabayar yang Kontan.co.id peroleh, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mendeteksi adanya NIK yang sama bisa untuk registrasi hingga puluhan ribu kali dalam sehari.

Ditjen Dukcapil mengindikasikan, terjadi registrasi pelanggan jasa telekomunikasi dengan memakai mesin atau robot.

"Indikasi tersebut diperkuat dengan bisa dilakukan request satu NIK sebanyak 11 kali dalam satu detik," demikian bunyi dokumen yang Kontan.co.id terima awal pekan ini tersebut.

(Baca juga: Kisah Paranormal ‘Pengambil’ Harta Karun: Perang Batin Jika Harta Itu Tidak Boleh Diambil oleh Si Penunggu)

Sumber Kontan.co.id membenarkan, ada robot alias mesin yang bisa secepat kilat melakukan registrasi.

"Mesin ini bisa diperoleh dengan harga sekitar Rp30 juta serta mampu memasukkan data NIK serta kartu keluarga (KK) plus nomor operator sebanyak 32 kali dalam waktu satu menit. Tak cuma itu, robot tersebut mampu menjadikan registrasi menjadi customer base operator," bisiknya.

Maksud menjadi customer base adalah, setelah registrasi, mesin tersebut ternyata bisa mengirimkan satu SMS atau akses data 0,1 kilobyte.

Ini syarat sebuah nomor sah dihitung menjadi pelanggan operator, bukan sekadar teregistrasi.

Atas indikasi aksi robot-robot tersebut, Ditjen Dukcapil merasa keberatan.

Menurut Ditjen Dukcapil, request yang terlalu besar dalam waktu bersamaan dengan mesin atau robot mengganggu akses lembaga pengguna lain.

Di dokumen itu, Ditjen Dukcapil menampilkan screenshot operator telekomunikasi yang diduga menggunakan robot atau mesin.

Siapa operator itu? Dan mengapa jumlah pelanggan menjadi segalanya di industri telekomunikasi, akan dibahas di artikel selanjutnya. (Ahmad Febrian)

(Baca juga: Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul “Data masyarakat bocor, robot-robot ini agresif melakukan registrasi

Artikel Terkait