Advertorial
Intisari-Online.com - Stephen Hawking yang terkenal sebagai fisikawan asal Inggris meninggal dunia pada hari Selasa, (13/03/2018) waktu setempat pada usia 76 tahun.
Fisikawan legendaris tersebut hidup selama beberapa dekade dengan prospek kematian yang seolah berada di atas kepalanya, namun tidak seperti orang lainnya, Hawking tidak pernah khawatir dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Dilansir dari USA Today, Hawking pernah berbicara terus terang dalam sebuah wawancara dengan Guardian pada tahun 2011 tentang apa yang dia percaya terjadi saat orang meninggal.
Dia mengatakan bahwa dia tidaktakut pada kematian, dia tidak terburu-buru untuk mati.
(Baca juga: Untuk Orangtua, Potonglah Makanan Anak Menjadi Kecil-kecil agar Kasus di Bawah Ini Tidak Menimpa Anak Anda)
"Saya menganggap otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja saat komponennya rusak," kata Hawking. "Tidak ada surga atau akhirat untuk komputer yang rusak, itu adalah cerita dongeng untuk orang-orang yang takut akan kegelapan."
Dengan begitu, tidak mengherankan jika Hawking tidak religius.
Dalam buku Hawking tahun 2010, The Grand Design, Hawking mengatakan bahwa seorang pencipta tidak diperlukan dalam narasi tentang bagaimana dunia diciptakan.
Pria itu terkungkung dalam kursi rodanya karena menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau Lou Gehrig's Disease, penyakit neurologis yang mempengaruhi gerakan tubuhnya.
(Baca juga: Benarkah Minyak Kemiri Berkhasiat Untuk Menumbuhkan Rambut Bayi? Ini Faktanya!)
Dia berkomunikasi dengan orang lain lewat sebuah speech synthesizer.
Hawking didiagnosis dengan ALS pada usia 21.
Selama bertahun-tahun, Hawking telah memperingatkan manusia bahwa manusia akan menghadapi kepunahan dari sejumlah ancaman mulai dari perubahan iklim sampai kehancuran yang disebabkan oleh perang nuklir dan virus rekayasa genetika.
Hawking baru-baru ini memperkirakan bahwa manusia memiliki sisa 100 tahun di Bumi, jika kita masih beruntung.
(Baca juga: Stephen Hawking Meninggal Dunia: Begini Cara Melarikan Diri dari Lubang Hitam ala Fisikawan Nyentrik Itu)