Guru itu pun teringat saat-saat ia meraih tangan anak kecil itu dan berjalan bersamanya, sementara ia sendiri memiliki murid-murid yang lain.
Sering kali ia berkata, “Ambil tanganku, Douglas, kita akan pergi keluar.” Atau, saya tunjukkan bagaimana cara memegang pensilmu. Atau, mari kita lakukan ini bersama.
Rupanya, Douglas sangat berterima kasih pada gurunya ini.
Sambil menyeka air matanya, guru itu pun melanjutkan pekerjaannya.
Kisah ini berbicara lebih dari sekadar rasa syukur. Ini menceritakan sesuatu tentang guru yang mengajar dan orangtua yang mengasuh serta teman-teman yang menunjukkan pertemanan, dan seberapa besar artinya bagi orang-orang seperti Douglas di dunia ini.
Mereka mungkin tidak selalu bisa mengucapkan terima kasih. Tapi mereka akan mengingat tangan yang mengulurkan pada mereka.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR