Advertorial
Intisari-Online.com - Agar tinggi badan berkembang optimal, anak perlu mengonsumsi berbagai jenis makanan.
Namun pastikan anak tidak mengalami obesitas.
Pasalnya, obesitas menjadi salah satu penyebab terhambatnya pertumbuhan tulang anak sehingga tingginya tidak maksimal.
Itu resep mencetak anak jangkung.
(Baca juga: Inilah Bentuk Asli Buah dan Sayur Sebelum 'Dijinakkan' Manusia, Benar-benar Mengerikan)
---
Sebagai orangtua, tentu kita menginginkan anak tumbuh dan berkembang secara optimal, termasuk tinggi badannya.
Apalagi tinggi dan berat badan anak menjadi salah satu indikator dari kecukupan gizinya.
Dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, MGizi, SpGK mengatakan, pertumbuhan tinggi badan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor pertama adalah keturunan. Perhitungan tinggi badan maksimal anak dipengaruhi oleh tinggi badan kedua orangtuanya.
Faktor berikutnya adalah gizi seimbang. Meskipun kedua orangtua tidak tinggi, namun bila gizi anak baik, maka anak tersebut dapat tumbuh tinggi secara optimal melebihi tinggi kedua orangtuanya.
“Jadi selain genetik, faktor zat gizi yang lengkap dan seimbang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak,” kata Nurul.
Ada beberapa zat gizi yang erat kaitannya dengan petumbuhan tinggi badan anak, yaitu energi, protein, kalsium, vitamin D, yodium, zat besi, zinc, dan vitamin C.
(Baca juga: Bukannya Pamer Kekayaan, Orang-orang Super Kaya Ini Justru Sering ‘Pamer’ Kesederhanaan! Tidak Seperti OKB!)
Setiap bahan makanan memiliki kandungan yang beraneka ragam.
Jadi, untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral harus mengonsumsi berbagai jenis makanan, berupa nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan susu.
Misalnya untuk mendapatkan kalsium, fosfor, dan vitamin D harus mengonsumsi keju, ikan laut, dan susu.
Kebutuhan kalsium per hari bagi tiap anak tergantung dari usia dan jenis kelamin. Pada umumnya anak-anak memerlukan kalsium sedikitnya 500 cc per hari.
“Tapi tidak dapat dipenuhi hanya dengan minum susu, karena penyerapan kalsium dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, utamanya vitamin D,” ucap Nurul yang setiap hari bertugas di Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM. (Birgitta Ajeng)
(Baca juga: Yang Konyol-Konyol di Perang Dunia II: Nazi Gelar Pesawat Palsu dari Kayu dan Sekutu Mengebomnya Dengan Bom Kayu)