Advertorial
Intisari-Online.com - Keluarga Olivia tidak pernah menduga bahwa cegukan yang dialami Olivia selama beberapa hari membuat nyawanya melayang.
Olivia (24 tahun) adalah seorang mahasiswi di Vancouver.
Awalnya, Olivia mengalami cegukan ringan.
Karena mengira itu bukan masalah besar dan semua orang juga pasti pernah cegukan, Olivia mengabaikannya.
(Baca Juga:Cucu Miliarder Ini Diculik dan Keluarganya Tidak Mau Menebus Meski Telah Dikirimi Potongan Telinganya)
Beberapa jam setelah cegukan pertama, Olivia kembali cegukan selama satu jam penuh.
Setelah itu hilang, dan kembali cegukan lagi selama beberapa jam.
Karena cegukan terus, kepalanya terasa sakit dan dia kesulitan untuk beristirahat.
Cegukan ini kembali terjadi selama dua hari setelahnya.
(Baca Juga:Inilah yang Akan Terjadi Jika Rutin Makan 6 Siung Bawang Putih Panggang Setiap Hari )
Olivia mulai muntah dan mual terus-menerus meski dokter telah memberinya obat anti mual.
Dr. Anthony Traboulsee, seorang ahli saraf di rumah sakit UBC Vancouver, Kanada menangani kasus ini.
Karena mual dan muntah bisa menandakan tumor otak, dokter kemudian melakukan CT Scan, namun hasilnya negatif.
Beberapa hari setelah itu, penglihatan Olivia kabur, dan dia kesulitan bangun dari tempat tidur.
Masih bingung, dokter memasukkannya ke antibiotik jika masalahnya adalah akibat infeksi, lalu memantaunya di ICU.
(Baca Juga:9 Foto Menyeramkan Ini Menunjukkan Ada "Makhluk Lain" yang Ikut Berfoto Bersama)
Keesokan paginya, Olivia tidak bisa melihat dan lumpuh dari leher ke bawah.
Hasil pemeriksaan lanjutan ternyata menunukkan adanya peradangan, pembengkakan, dan kerusakan sepanjang batang otak dan tulang belakang Olivia.
Dr.Traboulsee menduga Olivia terserang penyakit Neuromyelitis Optica (NMO) yang cukup langka.
Menurut Dr.Traboulsee, penyakit ini memang menyerang sel-sel di sistem saraf pusat dan bisa terjadi saaat sistem kekebalan kita lemah.
"Penyakit ini sangat agresif, seperti kebakaran hutan yang dengan cepat menyerang semua bagian," kata Dr. Traboulsee dilansir dari Reader's Digest.
Gejala NMO ini memang awalnya adalah cegukan kronis yang tidak berhenti setelah beberapa jam atau beberapa hari.
Gejala lanjutan meliputi kebutaan, kelemahan atau kelumpuhan, kejang, muntah, dan hilangnya kontrol kandung kemih atau kontrol usus karena kerusakan sumsum tulang belakang.
DR.Traboulsee segera menyiapkan operasi untuk pertukaran plasma sel dan menghilangkan peradangan.
Pertukaran plasma ini lebih ampuh dibandingkan kemoterapi dan dalam seminggu, keadaan Olivia mulai membaik.
Olivia kembali bisa melihat dan berjalan serta harus mengonsumsi obat sepanjang sisa hidupnya.
Dr.Traboulsee juga memperingatkan pada kita bahwa tidak boleh menganggap remeh cegukan yang berlangsung lama dan tidak sembuh-sembuh.
(Baca Juga:Penasaran dengan Rasa Daging Manusia, Laki-laki Ini Memotong Daging Kakinya Sendiri untuk Dicicipi)