Intisari-Online.com - Ketika pasukan elit TNI sedang digembleng dalam pendidikan komando selama 3 bulan, kadang sejumlah wartawan sengaja diundang untuk meliput.
Para wartawan itu lalu disuguhi “tontonan” berupa praktek latihan keras yang sangat mematikan tapi terukur, salah satunya adalah dopper.
Latihan dopper merupakan pelajaran yang diberikan kepada para siswa yang sedang mengikuti pendidikan komando dan dikemas seperti dalam peperangan sungguhan.
Materinya berupa siswa yang sedang merayap di lumpur sambil menyandang ransel dan membawa senjata lalu ditembaki secara gencar menggunakan peluru tajam.
(Baca juga: Beginilah Cara Agen CIA Menginterogasi Korbannya dengan Cara Murah tapi Sangat Kejam)
Pelaksanaan dopper biasanya dilakukan oleh dua atau lebih penembak mahir dopper yang berdiri di wahana berupa panggung kayu lalu keduanya melaksanakan tembakan gencar.
Tembakan menggunakan peluru tajam dan terarah itu ditujukan kepada calon prajurit tempur yang sedang merayap di lumpur dalam jarak sekitar 30-50 meter.
Mereka merayap berjajar sekitar 10 jalur lurus di lumpur berair yang jika sedang tidak dipakai biasa digunakan hewan liar hutan untuk berkubang.
Dua penembak dopper tidak mengisi peluru sendiri.
Tapi yang mengisi peluru adalah sejumlah siswa pendidikan komando yang sedang mendapat giliran untuk merayap di lumpur sambi ditembaki.
Sejumlah senapan AK-47 yang suara tembakan terkenal paling seram tampak berjajar di sampingnya.
Jika dua penembak mahir dopper sudah menilai laras senapan AK-47 yang ditembakkanya panas dengan sigap keduanya meraih senapan lain yang sudah terisi penuh magazinnya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR