Advertorial

Miliarder Jepang Ini Pekerjakan Wanita-wanita Thailand untuk Lahirkan Anak-anaknya, Kelak Akan Diwarisi Kekayaannya

Masrurroh Ummu Kulsum

Editor

Kasusnya disebut 'Pabrik Bayi' dan ia mengatakan bahwa ingin memiliki belasan bayi untuk mewarisi kekayaan keluarganya.
Kasusnya disebut 'Pabrik Bayi' dan ia mengatakan bahwa ingin memiliki belasan bayi untuk mewarisi kekayaan keluarganya.

Intisari-Online.com - Pria ini baruberusia 28 tahun, namanya Mitsutoki Shigeta putra miliarder terkenal Jepang.

Melansir scmp.com, dalam persidangan di Thailand melalui konferensi video pada hari Selasa (06/01) Shigeta bersaksi untuk meminta hak asuh atas anak-anaknya.

Menurut pengacaranya putusan untuk hak asuhnya akan dikeluarkan pada 20 Februari nanti, kasus ini mendapat perhatian luas di Thailand dan dikenal sebagai kasus 'Pabrik Bayi'.

Pada tahun 2015 lalu dilaporkan Shigeta mempekerjakan banyak wanita Thailand untuk melahirkan anak-anaknya.

BACA JUGA:Prediksi Bisnis yang Bagus dan Jelek pada 2018 Menurut Pakar Astrologi Terkenal

Dalam persidangan ditampilkan foto-foto yang diyakini anak dari Shigeta
Anak-anak tersebut kini dirawat di bawah pengawasan Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Thailand hingga putusan final pengadilan.

Tidak jelas berapa banyak anak yang ada, beberapa laporan mengatakan lusinan.

Polisi Thailand mengatakan tes DNA telah mengkonfirmasi bahwa dia adalah ayah paling sedikit dari 15 anak.

Pengacara Shigeta mengatakan kliennya ingin memiliki belasan anak karena dia menginginkan keluarga besar dan berharap mereka bisa mewarisi kekayaan keluarganya.

Salah satu ibu pengganti yang melahirkan anak Shigeta
Anak dari salah satu pemilik perusahaan telekomunikasi terbesar di Jepang ini juga diyakini telah memiliki lebih banyak anak di negara lain di mana undang-undang tentang surrogacy tidak ketat.

Pada tahun 2014, muncul laporan ia juga telah melakukan perjalanan ke India dan Ukraina untuk memiliki anak.

Pejabat Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Thailand bergiliran bersaksi di pengadilan pada sidang itu.

Salah satu dari mereka mengatakan, mereka pergi ke Kamboja dan Jepang untuk mengunjungi tempat-tempat di mana pria ini ingin anak-anaknya dibesarkan dan semuanya terlihat baik.

Beberapa wanita Thailand memulai sebuah tuntutan hukum kepada Shigeta di kementerian tersebut pada Januari 2015, dengan tuduhan melanggar hak mereka.

BACA JUGA:Cara Mengusir Sakit Kepala Dalam 5 Menit Tanpa Pil Ataupun Obat Kimia

Sebelumnya, surrogacy tidak diatur secara ketat di Thailand sampai adanya kasus pria Jepang ini.

Surrogacy adalah suatu pengaturan atau perjanjian yang mencakup persetujuan seorang wanita untuk menjalani kehamilan bagi orang lain, yang akan menjadi orang tua sang anak setelah kelahirannya.

Pada tahun 2015, undang-undang tersebut diubah untuk melarang surrogacy komersial.

Kini peraturannya menjadi perkawinan orang Thailand dengan WNA asing setidaknya harus berlangsung selama 3 tahun.

Selain itu wanita yang melakukan Surrogacy haruslah berusia di atas 25 tahun.

BACA JUGA:Tes Warna Berikut dapat Mengetahui Usia Mental Anda Sesungguhnya, Akurat!

Artikel Terkait