Pada tanggal 14 Februari 1995 adalah hari istimewa mereka, 47 tahun lalu, dimana Robertson melamar dan kemudian menikahi Muriel.
(Baca juga: Bukan Daging, Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu)
Maka seperti biasanya Robertson memandikan Muriel dan menyiapkan makan malam kesukaannya dan menjelang tidur ia mencium Muriel, menggenggam tangannya, dan berdoa, “Tuhan, jagalah kekasih hatiku ini sepanjang malam, biarlah ia mendengar nyanyian malaikat-Mu.”
Paginya, ketika Robertson sedang berolahraga dengan sepeda statis, Muriel terbangun.
Ia tersenyum kepada Robertson, dan untuk pertama kali setelah berbulan-bulan Muriel tak pernah berbicara, ia memanggil Robertson dengan lembut dan berkata, “Sayangku …” Robertson terlompat dari sepeda statisnya dan memeluk Muriel.
Kemudian Muriel bertanya kepada suminya, “Sayangku, apakah kamu benar-benar mencintaiku?” tanya Muriel lirih, Robertson mengangguk dan tersenyum.
Kemudian Muriel berkata, “Aku bahagia,” dan itulah kata-kata terakhir Muriel sebelum meninggal.
Sungguh kasih yang luar biasa.
Alangkah indahnya relasi yang didasarkan pada cinta, tidak ada kepedihan yang terlalu berat untuk dipikul.
Cinta adalah daya dorong yang sangat ampuh agar kita selalu melakukan yang terbaik.
Menjalani kegetiran tanpa putus asa, melalui kepahitan tanpa menyerah, melewati lembah kekelaman dengan keberanian.
Komitmen sejati dan cinta sejati menyatu. Cinta sejati harus memiliki komitmen sejati.
Tanpa komitmen sejati, cinta akan pudar di tengah jalan, di tengah kesulitan dan penderitaan.
Mari kita menumbuhkembangkan cinta kasih, untuk melandasi setiap motivasi, tindakan dan ucapan kita di mana pun dan kapan pun kita berada. (KBS)
(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR