Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang wanita menjelang masa menstruasinya tiba biasa akan mengalami berbagai gelaja mulai dari nyeri perut, mood swing, pusing, hingga perubahan nafsu makan.
Ketika nyeri dan kram perut ituAnda rasakan di beberapa hari dalam masa menstruasi Anda, maka ada masalah dalam siklus menstruasi Anda dan biasa disebut dysmenorrhea.
Biasanya dysmenorrhea hanya berlangsung selama satu hingga tiga hari masa menstruasi, namun jika gejala yang Anda rasakan berupa sakit yang tidak tertahankan, Anda perlu ekstra waspada.
Dysmenorrhea dibagi menjadi dua tipe :
(Baca Juga : Jangan Pernah Makan Nasi Bersamaan dengan Mi Instan, Akibatnya Fatal! )
1. Dysmenorrhea Primer
Dysmenorrhea primer adalah nyeri haid yang wajar terjadi dan masih bisa ditahan.
Selain itu, dysmenorrhea tipe ini juga hanya berlangsung sebentar dan tidak akan mengganggu aktifitas harian Anda.
Kram ini umum dialami oleh hampir sebagian besar wanita di usia remaja.
(Baca Juga :Kisah Windi, Anak 'Bodoh' yang Bisa Menggambar dengan Sangat Indah. Karena Kecerdasan Bukan Hanya Soal IQ!)
Rasa sakit dan nyeri dysmenorrhea primer akan berkurang seiring berjalannya waktu dan bahkan bisa hilang sama sekali setelah seorang wanita mengalami masa kehamilan dan melahirkan.
2. Dsymenorrhea Sekunder
Lain dengan tipe primer, dysmenorrhea tipe ini seringkali sangat menyiksa.
Beberapa wanita mungkin merasakan nyeri yang luar biasa hingga kram bagian punggung dan kakinya.
(Baca Juga : Bentuk Pusar Bisa Menunjukkan Kepribadian Seseorang, Coba Buktikan! )
Bahkan, dysmenorrhea tipe ini bisa menyebabkan pingsan saking menyakitkannya.
Nyeri yang ditimbulkan bisa berlangsung sepanjang masa menstruasi dan tidak akan berkurang meski usia kita bertambah.
Biasanya dysmenorrhea sekunder dialami oleh wanita berusia 20 hingga 30 tahun.
Jika Anda mengalami dysmenorrhea sekunder, Anda harus waspada.
(Baca Juga :Tanam Ribuan Pohon Selama 20 Tahun, 'Kegendengan' Mbah Sadiman Terdengar Hingga ke Mancanegara)
Pasalnya, nyeri haid yang berlebihan bisa menandakan beberapa penyakit, seperti :
- pertumbuhan kista pada ovarium atau leher rahim. - munculnya benjolan atau polip di sekitar leher rahim. - infeksi panggul. - tubuh Anda sensitid terhadap alat kontrasepsi IUD / spiral. - ada penyempitan bagian bawah rahim hingga ke leher rahim. - produksi hormon prostaglandin yang berlebihan dan menyebabkan rahim lebih aktif berkontraksi.
Nah, Anda harus segera memeriksakan diri pada dokter spesialis kandungan jika selama ini Anda mengalami dismenore sekunder ini.
Untuk mengobati dismenore, nantinya dokter akan menyesuaikan dengan penyakit yang Anda alami.
(Baca Juga :Bukan Kokain, Narkoba Paling Mengerikan di Dunia Itu Bernama Kecubung! )