Advertorial
Intisari-Online.com -Musyawarah mufakat yang kita dengung-dengungkan nyatanya sekadar slogan belaka.
Buktinya, banyak dari kita yang menyelesaikan masalah dengan kekerasan alih-alih kekeluargaan.
Belum lama ini seorang bocah berinisial T (12) disiksa teman-temannya gara-gara mencetak gol bunuh diri saat bermain sepakbola.
Imbasnya, siswa SD Negeri Pakunden 1 Kota Kediri, Jawa Timur, itu harus dilarikan ke ruang ICU RS Bhayangkara.
Korban mengalami gangguan saraf setelah alat kelaminnya ditendang rekan-rekannya. Selain lemas, korban juga sulit berbicara normal.
(Baca juga:(Video) Sadis, Dua Perawat ‘Iblis’ Ini ‘Buang’ Pasien yang Terluka di Tempat Parkir)
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri Chevy Ning Suyudi mengatakan, dari hasil penelusurannya, kasus kekerasan ini bermula dari main bola antara pelaku dan korban di halaman sekolah.
“Saat bermain bola, korban malah membuat gol bunuh diri sehingga menjadi sasaran penganiayaan rekan-rekannya. Ada yang memukul dan menendang mengenai kemaluannya,” ujar Chevy, Sabtu (27/1).
Ia menuturkan, sebenarnya pihak sekolah, korban, dan pelaku telah berdamai.
Namun, korban ternyata mengalami luka sehingga tubuhnya demam sehingga harus dirawat di ICU.
Dari keterangan guru dan orangtua korban, lanjut Chevy, kejadian berlangsung pada Kamis (18/1) saat jam istirahat di halaman sekolah.
Beberapa hari setelah kejadian, korban baru merasakan kesakitan dan demam sehingga orangtuanya pada Selasa (23/1) membawa ke RS Bhayangkara.
Karena kondisi semakin parah, Jumat (26/1) dini hari masuk ICU.
(Baca juga:Ditinggal Pacar Bulenya, Ibu Muda Ini Luapkan Amarah dengan Menyiksa Anaknya yang Masih 11 Bulan, Kejam!)
Dari keterangan orangtua korban, salah satu dari ketiga pelaku yang memukul dan menendang pernah memalak atau meminta uang secara paksa kepada korban.
Namun, kejadian itu sudah berlangsung agak lama.
Chevy berharap, penanganan kasus kekerasan dengan korban dan pelaku masih anak-anak oleh petugas kepolisian berlangsung secara kondusif.
Sementara itu, petugas Unit PPA Polresta Kediri telah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dengan didampingi orangtua dan pendamping psikolog.
Pemeriksaan dilakukan di rumah salah satu warga Kelurahan Pakunden seusai pulang sekolah mengingat para pelaku masih di bawah umur.
Kasat Reskrim Polresta Kediri AKP Ridwan Sahara menuturkan, petugas telah memeriksa lima anak sebagai saksi.
Kelima anak ini yang ikut bermain bola bersama korban. Terkait pemicu pemukulan dan tendangan yang menimpa korban saat ini masih diselidiki.
“Petugas masih terus melakukan penyelidikan,” katanya.
(Baca juga:Sadis, Anak SD Disiksa Ibunya Sendiri Hingga Lebam-lebam! Selain Dipukul Juga Disiram dengan Air Panas!)
(Sumber asli: Kompas.com)