Advertorial
Intisari-Online.com - Pertemanan dua wanita yang berakhir dengan kematian dan bui penjara. Inilah yang dialami oleh Angelikque Sutton (22 tahun) dan Ashleigh Wade (22 tahun).
Cerita berawal ketika Ashleigh menghubungi Angelikque saat wanita itu mengumumkan dengan bangga bahwa ia mengandung seorang bayi perempuan di media sosial.
Ashleigh mengklaim bahwa ia juga tengah mengandung bayi perempuan di saat yang sama.
Itu sebabnya, kedua wanita itu jadi dekat dan mendiskusikan kamar bagi putri mereka dan membeli baju-baju bayi.
(Baca juga:Ditinggalkan Jelang 3 Minggu Hari Pernikahan, Pria Ini Curhat Tentang Mantan Kekasihnya Yang Kena Karma Tragis! )
Bahkan Ashleigh dan kekasihnya, Andrew, mengunggah foto-fotonya di media sosial. Padahal wanita itu tidak sedang hamil dan berbohong.
Hingga tibalah hari pernikahan Angelikque yang digelar pada 20 November 2015, sementara usia kandungannya sudah memasuki bulan kesembilan.
Pagi di hari pernikahannya, Ashleigh mengiming-iming sang calon pengantin untuk datang ke rumahnya dengan alasan ia punya sebuah hadiah untuknya.
Tanpa curiga Angelikque mendatangi rumah temannya, yang ternyata berniat jahat pada dirinya.
Ashleigh membawa calon pengantin itu ke kamar mandi, kemudian menyerangnya dengan sepasang pisau. Ia bahkan merobek pita suara temannya agar tidak bisa berteriak.
Angelikque pun tewas di hari pernikahannya oleh temannya sendiri. Setelah itu, Ashleigh membedah perut calon pengantin itu dan mengeluarkan bayi dalam kandungannya.
BACA JUGA:Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks
Dilansir dari The Sun, Minggu (29/1/2018), ajaibnya, bayi itu ternyata bertahan hidup.
Kemudian Ashleigh dengan tenangnya memberi susu botol untuk sang bayi, sementara ibunya tergeletak bermandi darah di lantai kamar mandi.
Lalu wanita sadis itu menelepon kekasihnya, Andrew, dan berkata: “Aku baru saja dapat seorang bayi. Tetapi aku pikir aku telah membunuh seseorang.”
Jelas saja Andrew kaget dan bergegas ke rumahnya yang terletak di Bronx, New York, Amerika Serikat.
BACA JUGA:(Video) Tidur di Lantai, Bocah Ini Digigit Kobra Sepanjang Dua Meter, Nasibnya Berakhir Tragis
Ia menemukan kekasihnya sedang menggendong bayi dan Angelikque yang menjadi korban pembunuhan bermandi darah. Andrew mengambil bayi dari tangan Ashleigh dan menelepon polisi.
Polisi yang tiba di tempat kejadian melihat aliran darah yang menuntunnya ke mayat calon pengantin yang malang itu.
Ashleigh pun dicecar pertanyaan oleh polisi. Ia mengaku telah menikam temannya ‘sebanyak yang ia bisa’, tetapi ia bertahan bahwa bayi itu miliknya.
Kebohongan Ashleigh terungkap setelah tunangan Angelikque, Patrick Bradley, bergegas ke rumah sakit dan menemukan calon istrinya telah tewas.
Ia juga kaget karena bayi seberat 3,68 kg yang diberi nama Jenasis itu diklaim oleh wanita lain.
Ashleigh Wade pun ditangkap polisi dan diajukan ke pengadilan.
Dalam persidangan yang di gelar di Pengadilan Tinggi Bronx itu, foto-foto Angelikque yang mengerikan telah membuat seorang juri wanita jatuh pingsan.
Dalam pengadilan terungkap bahwa Ashleigh berencana untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai seorang ibu dengan menggunakan cara apapun.
Walaupun ia mengaku bayi Jenasis adalah bayinya, dari pemeriksaan medis terungkap bahwa wanita itu bahkan tidak pernah mengandung.
Apartemennya dipenuhi dengan baju-baju bayi dan meja untuk memakaikan baju bayi, serta sebuah buaian bayi.
Kebohongannya begitu menyakinkan sehingga kekasihnya mempercayai dirinya tengah hamil.
Dalam interogasi polisi, Ashleigh mengklaim bahwa ia terlibat pertengkaran dengan Angelikqe, yang kemudian disabetnya dengan sebuah pisau.
Ia kemudian bergulat dengan temannya itu dan menikamnya berulang kali dengan alasan membela diri. Dan ia mengeluarkan bayi dalam kandungan Angelikque dengan alasan untuk ‘menyelamatkan bayi itu’.
Pada Oktober, Ashleigh dinyatak bersalah untuk pembunuhan tingkat dua dan penculikan anak dengan hukuman penjara minimal 40 tahun.
Kini, bayi Jenasis sudah tumbuh jadi balita dan dirawat oleh ayahnya.
Sedangkan Ashleigh terkurung di penjara. Wanita sadis itu berkata: “Aku minta maaf telah menyakiti banyak orang. Aku berharap aku tahu mengapa. Aku berharap aku memahami hal itu dan ternyata tidak, aku minta maaf".