Advertorial

Tak Hanya Satu, Perempuan Ini Selamat dari Tiga Kecelakaan Kapal Sekaligius Termasuk Titanic

Moh Habib Asyhad

Editor

Karena kisahnya yang selamat dari tiga kecelakaan kapal, Violet Jessop dijuluki “Miss Unsinkable”. Ia meninggal pada 1971, saat berusia 84 tahun, karena gagal jantung.
Karena kisahnya yang selamat dari tiga kecelakaan kapal, Violet Jessop dijuluki “Miss Unsinkable”. Ia meninggal pada 1971, saat berusia 84 tahun, karena gagal jantung.

Intisari-Online.com -White Star Line adalah perusahaan pelayaran ternama di Inggris. Perusahaan ini terkenal dengan layanan kapal pesiarnya.

Perusahaan ini pertama didirikan pada 1845. Kapal pertama yang mereka miliki bernama Oceanic yang dibuat pada 1870.

Sukses dengan Oceanic, perusahaan ini memesan lagi tiga kapal baru.

Satu dari tiga kapal itu, diberi nama Olympic, nantinya akan menjadi salah satu kapal paling terkenal sepanjang masa.

Olympic terhitung dua kali mengalami tabrakan.

(Baca juga:Lusitania, ‘Kembaran’ Titanic yang Tenggelam oleh Torpedo Nazi dan Picu AS Terlibat Perang Dunia I)

Kapal kedua diberi nama Titanic, yang memulai pelayaran pertamanya pada 10 April 1912 dan tengggelam lima hari kemudian setelah menabrak gunung es.

Yang ketiga, dan yang terbesar, diberi nama Britannic. Kapal ini pertama beroperasi pada 1915, tapi masa operasinya hanya setahun.

Pada 1916, Britannic menabrak ranjau di Laut Aegea, yang ditanam oleh kapal selam Jerman selama Perang Dunia I.

Baik Titanic maupun Britannic sama-sama menganggkut penumpang sekitar 1.533 orang.

Meski sebagian besar penumpang tewas saat tenggelam, banyak juga yang selamat.

Yang unik, dari tenggelamnya Titanic dan Britannic, ada satu nama yang selamat dari keduanya. Namanya Violet Jessop.

Violet lahir pada 2 Oktober 1887 di Argentina dari orangtua Irlandia.

(Baca juga:Nenek Sumilah yang Diusir Keluarganya Ini Menjual 3 Jaritnya Demi Beli Susu untuk Bayi yang Hendak Dibuang Ibunya)

Violet “terbiasa” selamat dari kematian sejak ia masih kecil. Saat masih muda, ia mengindap tuberkulosis, tapi ia tetap bertahan hidup.

Setelah kehilangan ayahnya saat usianya 16 tahun, Violet pindah ke Inggris bersama keluarganya.

Sembari sekolah, ia juga harus merawat adik-adiknya—lantaran ibunya bekerja sebagai pramugari di kapal pesiar yang lebih banyak menghabiskan waktu di laut.

Ketika ibunya sakit, Violet muda meninggalkan sekolah dan pada 1908, saat usianya 21 tahun, ia mulai bekerja sebagai pramugari untuk Royal Mail Steam Packet Company.

Selama bekerja, ia banyak menemukan kesulitan. Jika sebagian besar perempuan yang bekerja di kapal berusia separuh bayi, Violet masih muda dan cantik.

Alih-alih disanjung, kecantikannya itu justru membuat majikannya menganggapnya sebagai kerugian.

Ia pun dipaksa mengenakan baju lama dan tidak diperkenankan mengenakan mak up—sehingga membuat dirinya kurang bergairah.

(Baca juga:Setelah Menguntit Ratusan Kilometer, Wanita Ini Pergoki Suami dan Selingkuhannya di Tempat Parkir Sebuah Penginapan)

Meski begitu, masih banyak laki-laki yang kepincut kepadanya. Selama bekerja, setidaknya ia tiga kali dilamar orang.

Meski gajinya minim, Violet menikmati bekerja di kapal pesiar.

Pada 1910, ia menjadi pegawai White Star Line dan mulai bekerja di kapal pesiar terbesar saat itu, Olympic.

Pada 20 September 1911, Olympic mengalami tabrakan dengan HMS Hawke, sebuah kapal perang Inggris yang dirancang untuk menenggelamkan kapal musuh.

Meski lambung Olympic jebol, kapal itu masih bisa berlayar ke pelabuhan. Violet yang berada di kapal itu juga selamat tanpa tergores sedikit pun.

Beberpa bulan setelah tabrakan Olympic, Violet bergabung dengan awak kapal RMS Titanic. Kapal mewah dan yang terbesar saat itu meninggalkan Southampton pada 10 April 1912 dan menabrak sebuah gunung es di Samudra Atlantik Utara empat hari kemudian.

Dua jam setelah tabrakan, kapal itu tenggelam, dan 1503 penumpang meregang nyawa.

(Baca juga:Kisah Windi, Anak 'Bodoh' yang Bisa Menggambar dengan Sangat Indah. Karena Kecerdasan Bukan Hanya Soal IQ!)

Tapi Violet menjadi salah satu penumpang kapal yang selamat. Ia berhasil sampai di sekoci 16 yang kemudian diselamatkan RMS Carpathia, bersama penumpang-penumpang lainnya.

Saat berada di sekola, Violet dititipi bayi oleh salah seorang perwira Titanic. Ia merawat bayi itu hingga keesokan harinya, hingga ibu bayi itu mengambilnya.

Pada 13 November 1915, kapal Britannic diganti namanya menjadi HMHS (Her Majesty’s Hospital Ship) dan berada di bawah komando Kapten Charles Bartlett.

Kapal itu digunakan untuk mengangkut tentara Inggris yang terluka dari Laut Tengah kembali ke Inggris.

Violet sendiri bekerja di kapal mewah yang dialihfungskan sebagai rumah sakit bergerak itu.

Setelah menyelesaikan lima pelayaran dengan sukses, kapal HMHS mengalami hal serupa dengan Titanic.

Pada 21 November 1916, Britannic yang sudah beralihwujud jadi HMHS itu menabrak ranjau yang ditanam Jerman. Sekitar satu jam kemudian, kapal itu tenggelam.

Ada sekitar 1605 penumpang di dalamnya, 30 di antaranya meregang nyawa.

(Baca juga:Salah Kirim Pesan Kepada Kekasihnya, Gadis Cantik Ini Ditemukan Gantung Diri di Kampus)

Setelah mempelajari tragedi Titanic, perusahaan yang membuat kapal itu, Harland & Wolff memasang lebih banyak sekoci untuk Britannic, sehingga jumlah korban bisa ditekan.

Violet, yang berhasil sampai di salah satu sekoci, hampir saja tewas setelah sebuah baling-balik kapal menabrak kepalanya. Tapi dia akhirnya selamat juga.

Setelah perang usia, Violet melanjutkan pekerjaannya di White Star Line. Sebelum pensiun pada 1950, ia sempat bekerja untuk dua perusahaan pelayaran lain: Red Star Line dan Royal Mail Line.

Setelah pensiun, ia mendapat telepon misterius dari seorang perempuan yang mengaku sebagai bayi yang dulu pernah ia selamatkan saat peristiwa Titanic.

Karena kisahnya yang selamat dari tiga kecelakaan kapal, Violet dijuluki “Miss Unsinkable”. Ia meninggal pada 1971, saat berusia 84 tahun, karena gagal jantung.

(Baca juga:Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Keluarga Para Musisi Titanic Ini Masih Ditagih Biaya Seragam Setelah Kapal Itu Tenggelam)

Artikel Terkait