Advertorial

Hati-hati! Ada Penyakit Serius di Balik Budaya Foto-foto 'Palsu' Kita Media Sosial

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Ya, pesona palsu, kita sering "memoles" foto untuk media sosial yang terkadang hasilnya jauh dari realita.
Ya, pesona palsu, kita sering "memoles" foto untuk media sosial yang terkadang hasilnya jauh dari realita.

Intisari-Online.com- Disadari atau tidak, unggahan di media sosial menjadi sarana kompetisi untuk terlihat lebih mewah.

Pengguna media sosial saling membandingkan liburan satu sama lain, memamerkan baju atau makanan, hingga menunjukkan pesona palsu foto mereka yang dipoles menggunakan filter.

Ya, pesona palsu, kita sering "memoles" foto untuk media sosial yang terkadang hasilnya jauh dari realita.

Baca Juga:(Foto) Mayat-mayat Ini 'Dihidupkan' Kembali Justru dalam Acara Pemakamannya, Aneh Sekaligus Mengerikan!

Baca Juga:Dituduh Sebagai Penyihir, Wanita-wanita Ini Dikucilkan dan Hidup dengan Sangat Menderita

Ternyata ada krisis kesehatan mental yang tersembunyi.

Padahal, apa yang dibandingkan belum tentu sesuatu yang nyata.

Faktanya, ada banyak penipuan penampilan di media sosial yang pengaruhnya terbawa hingga ke kehidupan nyata.

Berdasarkan data Pew Research Center, total ada 166 juta pengguna harian Snapchat, 41 persen di antaranya adalah remaja berusia 13 hingga 17 di tahun 2015.

Mereka suka menggunakan fasilitas filter pada Snapchat yang membuat mereka terlihat konyol dan bermain-main.

Mulai dari filter mahkota bunga, telinga kelinci, hingga taburan hati ataupemutih kulit, pembentuk hidung, pewarna bibir, dan filter lainnya.

Sementara Instagram memiliki 500 juta pengguna harian dan digunakan oleh sekitar 52 persen remaja berusia 13 hingga 17 tahun pada 2015.

Memanipulasi foto sudah menjadi bagian dalam hidup semua orang.

Efek kegelisahan

Tidak semua orang mampu menyadari bahwa apa yang ditampilkan di media sosial hanyalah gambaran kecil dari realita.

Baca Juga:Seorang Ibu Menganggap Anaknya 'Iblis' dan 'Psikopat' Gara-gara Menulis Pesan Tersembunyi Ini.

Akibatnya, kita akan hidup dalam kesempurnaan semu yang coba diraih.

Kita juga akan merasa rendah diri dan tidak puas dengan kehidupan yang dimiliki karena selalu membandingkannya dengan orang lain yang kita lihat di media sosial.

Salah satu cara untuk mencegah efek negatif media sosial tersebut adalah membuat orang menyadari apakah sebuah foto sudah dimanipulasi atau tidak.

Di Prancis bahkan sudah dikeluarkan peraturan, semua iklan yang menggunakan foto hasil "editing" harus menyertakan peringatan agar tak ada yang "tertipu".

(Artikel ini telah tayang di kompas.com 20 Januari 2018 oleh Nabilla Tashandra dengan judul asli “Pesona Palsu Foto "Selfie" yang Diedit di Media Sosial")

Baca Juga:Ironis! Lantaran Harus Menjalankan Tradisi saat Sedang Haid, Perempuan Nepal Ini pun Meninggal

Artikel Terkait