Advertorial

Dituduh Sebagai Penyihir, Wanita-wanita Ini Dikucilkan dan Hidup dengan Sangat Menderita

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Rumah keluarga Zhu dipercaya berfungsi sebagai tempat mengumpulkan ular, dan meracuni orang dengan makanan yang tercemar atau hanya dengan tatapan mata.
Rumah keluarga Zhu dipercaya berfungsi sebagai tempat mengumpulkan ular, dan meracuni orang dengan makanan yang tercemar atau hanya dengan tatapan mata.

Intisari-Online.com- Wanita di China yang telah diberi label sebagai "penyihir" akan menghadapi konsekuensi sosial yang keras.

Hal ini memaksa mereka untuk lebih menyatu dan dapat bekerja sama dengan penduduk setempat.

Kondisi ini terungkap dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Nature Human Behavior pada 8 Januari sebagaimana dilansir pada Nextshark.com.

Sebesar 13,7% komunitas petani pedesaan di China barat daya diberi label zhu atau "penyihir" oleh tetangga mereka.

Baca Juga:Mirip Dongeng, Bertahun-tahun Dihina Sebagai Kodok, Wanita Ini Kini Berubah Cantik Rupawan

Baca Juga:Bersyukurlah yang Pas-pasan, Menurut Riset Wajah Tampan Dapat Menghambat Karier Seorang Pria

Wanita yang dilabeli sebagai penyihir akan dikucilkan dari masyarakat
Penelitian ini menduga bahwa penyihir sekeluarga menghadapi konsekuensi sosial yang sulit.

Sanksi sosial itu dapat berkurang jika mereka dapat ikut bergabung dalam kelompok.

Namun, keluarga zhu cenderung tidak mendapatkan pertolongan pertanian dan tidak diperbolehkan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.

Selain itu, mereka lebih cenderung memiliki anak dengan keluarga sejenis daripada keluarga non-zhu.

Rumah keluarga penyihir dipercaya dijadikan tempat mpengumpul ular
Menuduh seseorang sebagai "penyihir" di China adalah ilegal, namun masih juga ada praktik penghakiman semacam ini.

"Rumah keluarga Zhu dipercaya berfungsi sebagai tempat mengumpulkan ular, dan meracuni orang dengan makanan yang tercemar atau hanya dengan tatapan mata," ucap Ting Ji, antropolog dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.

"Rumor satu keluarga mendapat label 'zhu' akan menyebar dengan cepat di desa-desa dan desa-desa tetangga."

Pelabelan tersebut biasanya diberikan kepada wanita paruh baya yang lebih kaya dari kepala rumah tangga.

Baca Juga:Mengapa di Indonesia Kita Mengemudi di Lajur Kiri?

Baca Juga:Mengancam Akan Tembak Jokowi, Pemilik Akun @AchmadBassrofi Diburu Polisi

Wanita-wanita ini juga memiliki lebih sedikit anak daripada keluarga non-zhu.

Pelabelan sebagai penyihir akan menyebar dengan cepat
Namun nampaknya, pelabelan ini dituduhkan atas dasar kecemburuan sosial pendapatan keluarga semata.

Sementara "penyihir" ini dikucilkan di komunitas mereka sendiri, para peneliti mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya tidak kurang kooperatif dibanding keluarga non-zhu.

Baca Juga:Benarkah Tinggal di Korea Utara Itu Menyeramkan? Foto-foto Ini akan Menjawabnya

Artikel Terkait