Intisari-Online.com - Sampai saat ini, penyebab runtuhnya mezanin Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta Selatan pada Senin (15/1/2018) memang masih dalam penyelidikan polisi.
Namun, ahli struktur lulusan University of Wisconsin-Madison Sofia Alisjahbana memberikan analisis tentang penyebab rubuhnya jembatan penghubung tersebut.
"Dengan melihat tipe keruntuhan yang mendadak seperti itu, penyebab keruntuhan selasar bisa karena terjadinya resonansi. Resonansi adalah kondisi dimana frekuensi beban yang berada di atas selasar sama dengan frekuensi alami struktur. Peristiwa ini mirip dengan runtuhnya lantai selasar di Hotel Hyatt Regency di Kansas City," kata Sofia, Selasa (16/1/2018).
Jika memang disebabkan oleh resonansi, maka kemungkinan besar apa yang terjadi di gedung BEI tersebut sama dengan kejadian 187 tahun yang lalu.
(Baca juga: Gedung BEI Runtuh: Niat Hati Melakukan Kunjungan, Ratusan Mahasiswa Ini Justru Jadi Korban)
April 1831, satu brigade tentara berbaris melintasi jembatan England’s Broughton Suspension.
Menurut laporan, jembatan tersebut runtuh saat dilintasi, hingga puluhan orang terjatuh ke dalam air.
Sejak saat itu, British Army mengeluarkan aturan baru: Tentara yang melintasi jembatan panjang harus melakukan “Brike Stride,” atau tidak berbaris serempak.
Bagaimana bisa jembatan runtuh 'hanya' karena entakan kaki?
(Baca juga: Bukan Sembarang Jembatan, Inilah 3 Jembatan Air Paling Mengesankan di Dunia)
Struktur bangunan seperti jembatan dan gedung, meski tampak solid dan tak tergoyahkan, memiliki frekuensi getaran alami dalam diri mereka.
Sebuah gaya yang diterapkan pada sebuah objek pada frekuensi yang sama dengan frekuensi alami objek tersebut akan memperkuat getaran dari objek dalam suatu kejadian yang disebut resonansi mekanik.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR