Advertorial
Intisari-Online.com - April 1831, satu brigade tentara berbaris melintasi jembatan England’s Broughton Suspension.
Menurut laporan, jembatan tersebut runtuh saat dilintasi, hingga puluhan orang terjatuh ke dalam air.
Sejak saat itu, British Army mengeluarkan aturan baru: Tentara yang melintasi jembatan panjang harus melakukan “Brike Stride,” atau tidak berbaris serempak.
Bagaimana bisa jembatan runtuh 'hanya' karena entakan kaki?
(Baca juga: Bukan Sembarang Jembatan, Inilah 3 Jembatan Air Paling Mengesankan di Dunia)
Struktur bangunan seperti jembatan dan gedung, meski tampak solid dan tak tergoyahkan, memiliki frekuensi getaran alami dalam diri mereka.
Sebuah gaya yang diterapkan pada sebuah objek pada frekuensi yang sama dengan frekuensi alami objek tersebut akan memperkuat getaran dari objek dalam suatu kejadian yang disebut resonansi mekanik.
Contohnya mobil yang bergetar keras saat mencapai kecepatan tertentu.
Jika tentara berbaris serempak melintasi suatu struktur, mereka akan menerapkan suatu gaya pada frekuensi langkah mereka.
Saat frekuensi semakin cocok dengan frekuensi jembatan, ritme barisan tentara akan menguatkan frekuensi getaran pada jembatan.
Jika resonansi mekanik cukup kuat, jembatan dapat bergetar sampai pada akhirnya runtuh karena gerakan tersebut.
(Baca juga: Dua Remaja Ini Mendapat Penghargaan dari Polisi Setelah Mencegah Pria Bunuh Diri dari Jembatan Penyeberangan)
Sebuah pengingat ampuh atas fenomena ini dapat terlihat pada Juni 2000, saat JembatanMillennium di London dibuka dengan besar-besaran.
Saat kerumunan menyesaki jembatan, langkah kaki mereka membuat jembatan sedikit bergetar.
Akibatnya, banyak pejalan kaki yang terjatuh karena getaran jembatan yang semakin kuat.
Meskipun para insinyur bersikeras Jembatan Millennium tidak akan pernah runtuh, jembatan itu ditutup sekitar satu tahun.
Para insinyur memasang alat peredam untuk meminimalkan getaran yang disebabkan pejalan kaki.
(LiveScience)