Selama tidak ada kegiatan show, sambil menunggu Pak Murry sembuh, Mas Yok dan Mas Yon menciptakan sejumlah lagu.
Salah satu lagu karya Mas Yon berjudul Bahagia, katanya ditujukan kepada saya karena terharu melihat kegigihan saya mengasuh Koes Plus walaupun sempat mereka pelonco.
Setelah hampir dua bulan, Pak Murry sembuh. Koes Plus tampil di Istora Senayan tanggal 16 Oktober 1993, mengisi acara ulang tahun Toko Buku Gunung Agung.
Setelah itu menyelesaikan kontrak yang sudah ditandatangani.
Di Jakarta, Semarang, dan acara sambut tahun baru awal 1994 di Kompas Gramedia yang merupakan tugas terakhir saya menangani langsung Koes Plus.
Kebangkitan Koes Plus menyisakan banyak cerita yang waktu itu masih off the record, terutama untuk pers.
Untuk kesepakatan kerja sama, pada 3 Mei 1993 kami menandatangani kontrak berlima.
Honor yang kami terima dibagi sebagai berikut: Mas Yon, Mas Yok, dan Pak Murry memperoleh 20%, sementara Abadi Soesman dan saya memperoleh 17,5%, dan 5% tersisa digunakan untuk kas.
Masalah besarnya nominal honor, kami berembuk.
Saya dan Abadi Soesman yang paling sering berurusan dengan pertunjukan saat itu mengusulkan harga Rp5 juta.
“Jangan terlalu mahal, Rp2 juta saja sudah cukup banyak,” sela Mas Yon tiba-tiba. Mas Yok dan Pak Murry tidak berkomentar.
Bagi saya, harga itu pun masih terbilang murah karena saya membayar Iwan Fals Rp30 juta untuk satu kali tampil di Stadion Lebak.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR