BACA JUGA: Rumah Ini Dari Luar Tampak Bobrok, Padahal Dalamnya Bikin Melongo Karena Takjub
Namun keandalannya dikalahkan oleh kristal quartz yang mulai diterapkan pada alat pengukur waktu pada tahun 1929. Getaran kristal quartz begitu teratur, sehingga kesalahan terbesar yang mungkin dilakukan oleh sebuah lonceng observatorium dengan kristal quartz adalah satu detik dalam 10 tahun.
Lepas dari perkembangan cepat penemuan alat pengukur waktu, Carolus Linnaeus - penemu sistem klasifikasi hewan dan tanaman - pernah pula berteori bahwa flora pun dapat dijadikan alat pengukur waktu, berdasarkan jadwal mekar dan kuncupnya pelbagai macam bunga.
la kemudian membuat daftar 41 spesies bunga yang mekar dan menguncup pada waktu yang berbeda-beda sepanjang hari, lalu mengurutkannya dalam bentuk yang disebutnya "jam bunga". Meski Linnaeus tak pernah mempraktekkan teorinya itu, beberapa kebun botani di Eropa pada abad XIX mencoba melakukannya.
Ternyata, tak satu pun sukses. Banyak bunga dalam daftar yang dibuat Linnaeus tidak berbunga pada musim yang sama, atau tidak mau tumbuh di luar habitat aslinya. Bahkan ada yang sama sekali tak berbunga dalam cuaca banyak hujan.
Olok-olok bahwa Linnaeus bakal dibenci para pembuat jam ternyata tak terbukti.
BACA JUGA: Centang Biru WhatsApp Dimatikan, Begini Cara Mudah Tahu Pesan Kita Telah Dibaca
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR