“Saya melihat Gamzatova hanya berusaha menggunakan hak konstitusionalnya sebagai warga negara Rusia,” ucap Aisha Anastasiya Korchagina sebagai pihak pendukung.
(Baca juga: Gaya Perdana Menteri Mongolia Ini Sekilas Mengingatkan Kita pada Vladimir Putin)
(Baca juga: Terus Disudutkan, Vladimir Putin Usir Ratusan Diplomat AS di Negaranya. Amerika pun Geleng-geleng Kepala)
Meski banyak yang menyebutnya susah menang, Gamzatova diprediksi akan menyulitkan petahana.
Zakir Magomedov, seorang blogger populer di Dagestan menjelaskan, kans Gamzatova untuk menang di pilpres 2018 sangat sulit.
“Terlalu konyol jika mendiskusikannya secara serius,” ujar Magomedov kepada Al Jazeera.
Namun, ulas Magomedov, Gamzatova bakal menjadi lawan paling sulit yang pernah dihadapi Putin.
Magomedov memprediksi Gamzatova bakal meraup suara signifikan di Dagestan dan Kaukasus Utara.
"Setidaknya, Putin tidak akan menerima kemenangan hingga 146 persen seperti yang sudah-sudah,” kata Magomedov menyindir persentase kemenangan yang selalu didengungkan loyalis Putin tersebut.
Pakar Kaukasus dan Direktur lembaga think-tank Rusia, Pusat Pencegahan dan Analisis Konflik, Ekaterina Sokirianskaia menyebut, pencalonan Gamzatova membuat pilihan pemilik suara tidak didominasi pria.
Seperti disinggung di awal, selain Gamzatova, perempuan lain yang bakal bertarung di pilpres Rusia adalah Ksenia Sobchak.
“Semakin beragam kandidat, apalagi perempuan, hal itu bakal semakin baik,” ulas Sokirianskaia.
Kita lihat saja bagaimana kans Gamzatova di pemilu Rusia 2018 ini.
(Baca juga: Teori Konspirasi Menyebut Vladimir Putin adalah Drakula yang Abadi?)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR