Intisari-Online.com - Hari itu, aku dan Gerard (22) adikku duduk berhadap-hadapan, tanpa keraguan atau penyesalan sama sekali dia menceritakan kejadian paling menakutkan dalam hidupnya.
Sebuah kecelakaan yang membuatnya lumpuh.
"Teman-temanku mengira itu sebuah guyonan dan memintaku berhenti pura-pura mematung, padahal aku tidak dapat mengerakkan tubuhku sama sekali," ungkapnya.
Gerard bekerja di Swedia beberapa minggu untuk mengajar siswa sekolah menengah pertama.
Baca Juga: Dituduh Selundupkan Data Pembuatan Bom Atom ke Uni Soviet, Pasangan Yahudi Ini Berakhir Tragis
Baca Juga: Sebaiknya Jangan Meremehkan 6 Rasa Sakit Ini
Suatu hari, dia dan teman-temannya memutuskan untuk pergi ke danau terdekat.
Airnya setinggi lutut, tanpa aba-aba Gerard dengan bersemangat menceburkan diri ke Danau dan menghantam batu.
Alhasil dia mematahkan tulang punggung, melumpuhkan 4 bagian tubuhnya dan itu berarti dia tak dapat menggunakan tangan atau kakinya seperti sedia kala.
Duduk di ruangan sepi National Spinal Injuries Centre, Inggris, ini menjadi kesempatan pertamaku mengobrol dengannya setelah kecelakaan tiga bulan lalu itu.
Dia tersenyum riang selagi aku memikirkan untuk menanyainya dengan hati-hati.
"Pada hari ke-dua aku terbaring di rumah sakit aku sangat sadar bahwa tak ada gunanya marah," ucapnya dengan tatapan lebih serius.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR