Advertorial

Idap Penyakit Langka, Pria Ini Harus Minum Air 20 Liter Setiap Hari Agar Tetap Hidup

Ade Sulaeman

Editor

Seorang arsitek asal Jerman harus minum air 20 liter setiap harinya. Hal itu terjadi karena ia menderita penyakit metabolism langka yang membuatnya sering haus dan sering buang air kecil.
Seorang arsitek asal Jerman harus minum air 20 liter setiap harinya. Hal itu terjadi karena ia menderita penyakit metabolism langka yang membuatnya sering haus dan sering buang air kecil.

Intisari-Online.com – Kebutuhan cairan (minun) bagi orang dewasa adalah sebanyak 8 atau 3 liter per hari.

Berbeda deng kebutuhan minum Marc Wübbenhorst, seorang arsitek asal Jerman.

Pria berusia 35 tahun itu harus minum air sebanyak 20 liter setiap harinya.

Bila tidak, tubuhnya akan mengalami kekurang air atau dehidrasi.

(Baca juga: Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

Kondisi Marc ini terjadi karena ia menderita penyakit metabolisma yang langka dari Diabetes insipidus.

Penyakit itu membuat ia selalu merasa kehausan dan sering mengeluarkan banyak air seni.

Bila Marc berhenti minum, tubuhnya mulai mongering dan ia dapat mati karena kehausan dalam beberapa jam.

Terus menerus haus telah menjadi bagian dari kehidupan Marc Wübbenhorst sejauh yang bisa ia ingat.

Ini tidak seperti rasa haus pada orang normal, karena rasa hausnya tidak segera hilang setelah minum segelas atau dua gelas air.

Tubuhnya tidak bisa menahan air sehingga ginjalnya mengeluarkan kembali cairan hampir secepat yang ia minum.

Marc tidak pernah membiarkan rasa hausnya lebih dari satu jam.

Bila hal itu terjadi, ia akan mulai mengalami gejala dehidrasi parah, seperti bibirnya pecah-pecah, pusing, dan kebingungan.

(Baca juga: Apa Itu Trisomy 13? Penyakit Langka yang Jadi Penyebab Meninggalnya Bayi Adam Fabumi)

Pada hal gejala tersebut kebanyakan terjadi pada orang dewasa setelah dua atau tiga hari kehilangan cairan.

Walaupun Diabetes insipidus dapat berkembang di saat terjadi kapan saja dalam kehidupan, Marc terlahir dengan kondisi tersebut.

Sebagai seorang anak, ia menjaga kondisinya sebaik mungkin.

Ia memiliki banyak teman dan mencoba hidup dengan normal.

Namun, pada satu titik ia merasa hal itu terlalu berat dan ia pun menjadi depresi.

“Aku lelah dengan depresi ini. Aku tidak mau sekolah, melakukan apapun atau menonton parade lentera,” cerita Marc Wübbenhorst pada situs Neue Westfälische.

Setiap hari Marc Wübbenhorst memulai hidupnya dengan minum sebotol besar air untuk menyegarkan diri.

Namun itu tidak berlangsung lama karena ia harus segera ke kamar mandi untuk buang air kecil.

(Baca juga: Derita Penyakit Langka nan Misterius, Kulit Bayi di Pamekasan Melepuh, Menghitam, dan Membusuk)

Hal ini lebih susah pada malam hari dan ia mengaku tidak pernah bisa tidur lebih dari dua jam sepanjang hidupnya.

Ia terus menerus terjaga, menghidrasi tubuh, dan kemudian pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan cairan dari dalam tubuhnya.

Dalam waktu 24 jam ia harus ke kamar mandi hingga 50 kali.

Marc harus selalu mempertimbangkan kondisinya ketika merencanakan jadwal kerja dan waktu bebasnya.

Situasi seperti penerbangan jarak jauh tidak dapat diharapkan dengan kondisinya, karena ia tidak tahu bagaimana mengaturnya dalam keadaan darurat.

“Sesuatu seperti perjalanan jauh atau berolahraga tidak perlu ditanyakan lagi,” kata Marc.

Dalam wawancaranya dengan Neue Westfälische, Marc teringat dengan insiden dramatis ketika Diabetes insipidus hampir membunuhnya.

Ia yang biasanya seharian di kantor, tersadar dirinya dalam perjalanan dengan kereta api untuk pulang ke rumah pada pukul 10.30 malam tanpa membawa sebotol air.

Perjalanan kereta komuternya tidak lama jadi ia tidak terlalu memikirkannya.

Ternyata keretanya mogok sehingga ia berada di dalam kereta lebih lama tanpa air.

Begitu turun di stasiun Jahnplatz di kota Bielefeld, ia sudah mengalami gejala dehidrasi berat.

Ia kehilangan orientasi dan kebingungan dan butuh segera dihidrasi.

Beruntung seorang teman dekatnya ada di sana malam itu, dan tahu tentang kondisinya.

Temannya langsung memberinya air dan menyelamatkan nyawanya.

Tetapi hanya karena hidup memberi Marc Wübbenhorst jeruk, tidak berarti ia tidak dapat menggunakanya untuk membuatnya jus jeruk.

Ia tidak dapat bepergian jarak jauh, tetapi hal itu hanya membuat ia lebih menghargai kota kelahirannya Bielefeld.

Ia telah terlibat dalam proyek masyarakat sejak lama.

Tahun ini ia akan mengorganisir pekan Sennestädter Weihnachtsmarkt, dengan bantan komunitas orang Turki, gereja Baptist, Mennonites, dan badan pengungsi setempat.

Sekadar tahu, berdasarkan My Virtual Medical Center, Diabetes insipidus terjadi pada 1 dari 25.000 orang di seluruh dunia.

Artikel Terkait