Intisari-Online.com - Di tengah hubungan AS dan Korut yang makin memanas seorang tentara Korut yang bermarkas di Garis Demarkasi Korut-Korsel nekat melarikan diri ke wilayah Korsel meskipun harus bertaruh nyawa.
Setelah menerobos pos penjagaan pasukan Korut menggunakan kendaraan militer, tentara Korut itu segera berlari menuju wilayah Korsel (Peace House) di bawah berondongan senjata keempat rekannya.
Empat pasukan Korut yang dua orang di antaranya bersenjata senapan serbu AK-47 dan dua lainnya bersenjata pistol menembakkan semua pelurunya ke arah tentara Korut yang sudah berhasil menerobos Garis Demarkasi yang memisahkan Korut-Korsel.
Jumlah total peluru yang ditembakkan sekitar 80 butir karena setiap AK-47 magasinnya berisi 30 butir peluru sedangkan setiap pistol magasinnya berisi 10 peluru.
(Baca juga: Donald Trump Sebut Korut Sebagai Sponsor Terorisme, Kim Jong Un ‘Sodorkan Cermin’)
Tapi baru sekitar 50 meter berlari, tentara Korut itu roboh di atas dedaunan pepohonan akibat terjangan peluru.
Menyadari bahwa rekannya yang roboh sudah berada di kawasan Korsel, pasukan Korut tidak meneruskan pengejaran tapi tetap mengarahkan senjatanya ke arah kawasan Korsel demi mengantisipasi serangan balasan yang kemungkinan dilancarkan oleh pasukan Korsel.
Pasukan Korsel memang tidak tinggal diam meskipun tidak melepaskan tembakan balasan.
Dua orang di antaranya segera merayap secara perlahan menuju ke posisi tentara Korut yang roboh dan tidak sadarkan diri.
Setelah menyeret tubuh tentara Korut sesuai prosedur evakuasi untuk menyelamatkan korban luka tembak, tentara Korut yang nahas itu pun segera diangkut heli militer menuju rumah sakit.
Secara politik pelarian seorang tentara Korut ke wilayah Korsel baik dalam keadaan hidup maupun mati selalu memberi goncangan kepada pemerintah Korut.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR