Advertorial
Intisari-Online.com—Coba cek lemari pakaian Anda, berapa banyak pakaian yang tidak digunakan?
Atau coba cek lemari buku Anda, berapa banyak buku yang tidak terbaca?
Sering kali kita begitu, membeli barang tanpa menggunakannya.
Istilahnya lapar mata, hanya mengikuti keinginan semata untuk membeli.
(Baca juga: Kita Sudah Jadi Orang Miskin saat Terus-menerus Sulit Merasa Puas Meski Sudah Berkecukupan)
Kadang-kadang kita membeli barang, padahal tidak begitu bernilai dan berguna bagi kita.
Inilah yang disebut perilaku konsumtif.
Bahkan kadang-kadang rumah tak muat lagi menyimpan barang-barang yang banyak itu.
Sehingga benda-benda itu disimpan di gudang, sebagian lagi dipajang saja.
Laman psikologi pada Lifehack.org menyatakan bahwa hidup minimalis juga menyenangkan.
Dalam Minimalism: A Documentary About the Important Things disebutkan bahwa ada kekuatan di balik hidup minimalis, dengan lebih sedikit barang-barang.
Perilaku konsumtif sejujurnya tidak akan memberi kepuasan pada kita.
Sebaliknya, perilaku itu justru bisa membawa kita pada pikiran materialistis.
(Baca juga: Banyak Orang Puas dengan Jabatannya)
Seolah kebahagiaan hanya berasal dari materi semata.
Apa saja yang dapat diubah dari hidup yang minimalis?
Pertama, kualitas hidup meningkat seiring kita berlatih untuk tidak bergantung pada banyaknya kepemilikan barang.
Kedua, kita belajar untuk membeli barang-barang yang sebetulnya berguna dan kita butuhkan.
Ketiga, kita belajar hidup dalam keadaan cukup, tidak lebih dan tidak kurang.
Dari situ kita akan memahami, bahwa memiliki banyak barang tidak menjamin kita bahagia.
Terakhir, marilah kita pahami bahwa perilaku konsumtif akan selalu membuat kita merasa tidak puas.
Dengan belajar hidup minimalis, kita justru dapat menerima lebih banyak pelajaran berharga soal hidup ini.
(Baca juga: Puas dengan Istri yang Langsing?)