Soichiro kembali ke sekolah dan merasa menderita ketika seorang insinyur menertawakan desainnya.
Namun, ia tidak menyerah. Daripada fokus pada kegagalan, ia terus bekerja untuk menggapai tujuannya.
Kemudian, setelah dua tahun lebih perjuangan dan mengulang desainnya, ia memenangkan kontrak dengan Toyota.
Saat itu pemerintah Jepang sedang bersiap-siap untuk perang. Dengan kontrak di tangan, Soichiro Honda yang dibutuhkan untuk membangun pabrik untuk memasok Toyota, tetapi pasokan bahan bangunan kurang.
Ia tidak berhenti berkarya! Ia menciptakan proses baru pembuatan beton yang memungkinkannya membangun pabrik.
Kini, pabrik itu sudah dibangun, dan siap berproduksi.
Namun, pabrik itu dibom dua kali dan baja pun tidak tersedia. Apakah ini akhir dari jalan Honda? Tidak!
Ia mulai mengumpulkan kaleng bensin yang dibuang oleh prajurit AS.
“Hadiah dari Presiden Truman,” sebut Honda setiap kali ditanya.
Ini menjadi bahan baku untuk proses membangun kembali pabrik. Namun akhirnya, gempa bumi kembali menghancurkan pabrik itu.
Setelah perang, kekurangan bensin ekstrim memaksa orang untuk berjalan atau menggunakan sepeda.
Honda membuat sebuah mesin kecil dan melekat pada sepedanya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR