Intisari-Online.com - Untuk kedua kalinya ibu kota Arab Saudi, Riyadh, mendapat serangan rudal balistik, Sabtu (4/11) waktu setempat.
Aktornya, pemberontak Houthi yang bercokol di Yaman.
Meski begitu, rudal yang mampu melesat hingga jarak 800 km itu bisa dihancurkan menggunakan sistem pertahanan antirudal Arab Saudi bernama Patriot.
Pemberontak Houthi yang ingin menguasai Yaman merupakan pemberontak beraliran syiah yang mendapat dukungan dari Iran.
Kita tahu, dalam perkembangan terkini Arab Saudi dan Iran saling bermusuhan.
Arab Saudi makin gusar dengan Iran yang secara terang-terangan mendukung pemberontak Houthi yang dalam pertempurannya melawan pasukan pemerintah Yaman ternyata berafiliasi dengan militan ISIS.
Apalagi rudal yang ditembakkan pemberontak Houthi ke Riyadh merupakan jenis rudal Burkan 2-H.
Ini adalah rudal jarak jauh yang awalnya merupakan rudal Scud buatan Rusia tapi sudah dikembangkan lebih baik oleh Irak di era Saddam Hussein maupun oleh Iran.
Serangan rudal Burkan 2-H ke Arab Saudi oleh pemberontak Houthi di Yaman sebenarnya bukan tanpa alasan.
Sejak sekitar dua tahun terakhir Arab Saudi dan negara-negara koalisinya melancarkan beberapa kali serangan udara ke Yaman. Tujuannya adalah menghancurkan kekuatan pemberontak Houthi.
Tak hanya para pemberontak, banyak juga warga sipil yang ikut menjadi korban.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR