Advertorial
Intisari-Online.com -Setidaknya telah lahir satu miliarder baru di Asia setiap dua hari. Begitulah hasil temuan UBS lewat studinya baru-baru ini.
Seperti dilansir dari CNBC, studi itu memaparkan adanya peningkatan kekayaan miliarder sebesar 17 persen tiap tahun. Salah satunya hal itu disebabkan oleh meningkatnya jumlah miliarder di Asia.
Pada 2016, total kekayaan miliarder di seluruh dunia naik menjadi 6 triliun dolar AS.
Tak hanya itu, faktor lain adalah menggeliatnya pertumbuhan di sektor material, industri, keuangan, dan teknologi.
(Baca juga:Bagaimana Para Intelijen China Beraksi di Amerika? Miliarder Ini Membocorkannya untuk Anda)
(Baca juga:Mulai dari Bill Gates hingga Mark Zuckerberg, Inilah 5 Miliarder yang Tak Menyelesaikan Kuliahnya)
“Secara tidak langsung, Anda bisa beranggapan dan menyatakan bahwa pemerintah, regulator, dan bank sentral berkontribusi terhadap penciptaan kekayaan,” ungkap Josef Stadler, Global Head di UBS.
Bank sentral AS Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali sejak Desember 2015.
Namun demikian, kisaran suku bunga acuan yang saat ini mencapai 1 hingga 1,25 persen secara historis masih rendah.
Meskipun sejumlah bank sentral lainnya juga bergabung dengan The Fed yang secara gradual menormalisasikan kebijakannya, beberapa bank menjadi frustrasi dengan pendekatan pengetatan kebijakan moneter dari beberapa bank sentral lainnya di dunia.
UBS melaporkan bahwa AS masih memiliki konsentrasi kekayaan bilianer terbesar di dunia.
Namun, jika tren yang ada saat ini berlanjut, maka miliarder Asia bisa melampaui miliarder AS dalam 4 tahun.
Saat ditanya apakah lonjakan kekayaan miliarder telah menyebabkan para orang super tajir itu semakin tidak terhubung dengan masyarakat, namun Stadler menyatakan hal sebaliknya malah yang terjadi.
“Kita lihat ada jembatan antara kapitalisme dan altruisme. Jika melihat faktanya, 1.500 miliarder mempekerjakan secara langsung atau tidak langsung lebih dari 28 juta orang,” jelas Stadler.
(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Asia, 1 Miliarder Baru Lahir Tiap 2 Hari")