Pengasingan itu mempunyai tujuan khas, yaitu memisah-jauhkan seorang pemimpin dari kaumnya; memutuskan hubungan dan tali temali jasmaniyah-rohaniah antara pemimpin dengan kaum-pengikutnya.
Pemimpin itu tidak dipenjarakan, tidak dikurung. la diberi keleluasaan untuk bergerak di suatu tempat, di suatu dusun tertentu asal ia tidak mengadakan hubungan-hubungan insaniyah yang membahayakan pemerintah Belanda.
Demikianlah terjadi dengan diri Sentot Ali Basya Prawirodirdjo panglima angkatan perang Diponegoro. Dengan keluarganya ia ditempatkan di kota Bengkulu.
Pemerintah Belanda membatasi gerak-hidupnya di semua bidang kehidupan.
Teman seperjuangan seorangpun tidak diperbolehkah menyertainya. Uang tunjangan sebagai modal untuk menyelenggarakan peri kehidupan kemanusiaan untuk satu keluarga sangat tidak mencukupi.
Penjagaan atas diri pribadi Sentot dalam gerak-geriknya setiap hari di tengah-tengah masyarakat kecil menyakithatikan, menjengkelkan.
Sentot Alibasah dari zaman kanak-kanak senantiasa bergerak dalam suasana keperajuritan yang agresif dinamis.
Dalam perjuangan Diponegoro ia dapat menggelorakan suatu gerak gesit dinamis dahsyat gerilya yang hanya mungkin karena jiwa pribadi yang senantiasa bergolak serba meluap.
Dengan pasukan-pasukannya ia selalu berada dalam keadaan mobil; keadaan-bergerak.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR