Rommel dan pasukannya kaget dan sempat menimbulkan krisis sesaat. Tetapi dengan kepemimpinannya yang dinamis, keadaan segera teratasi.
(Baca juga: Pasukan Nazi di Front El Alamein Ini Berhasil Dikalahkan Sekutu Hanya Gara-gara Flu)
(Baca juga: SS-Polizei, Polisi Nazi yang Bisa Bunuh Orang Hanya karena Tak Suka dengan Cara Berjalannya)
Sekalipun demikian, kejadian ini sempat menimbulkan riak pada rantai komando Jerman, sehingga Hitler maupun panglima di Front Barat Jenderal Gerd von Rundstedt menghentikan sementara gerak semua pasukan lapis baja Jerman untuk konsolidasi.
Ketika perintah dicabut kembali, Rommel yang telah menawan lebih dari 10.000 pasukan musuh dan 100 tank plus 27 meriam, bergerak lagi ke selatan.
Dia menyeberangi Sungai Somme melalui jembatan yang masih utuh.
Dalam tempo empat hari, dia maju jauh dan mencapai Sungai Seine di dekat kota Rouen.
Dari situ pasukan tank Rommel mengarah ke barat laut sejauh 100 km untuk mencapai pantai, guna memerangkap pasukan Inggris dan Perancis yang tengah mencari kapal ke Inggris melalui Pelabuhan Dunkirk.
Pada 12 Juni sekitar 20.000 tentara Sekutu menyerah. “Anda terlalu cepat buat kami,” kata seorang jenderal Perancis yang menyerah kepada Rommel.
Setelah itu tank-tank Rommel kembali menyeberangi Seine, lalu melaju dengan sasaran kota Cherbourg.
Dalam waktu dua hari divisinya menempuh lebih dari 300 km, termasuk ketika dia mencapai lebih dari 200 km dalam satu hari, jarak terpanjang yang pernah ditempuh dalam suatu peperangan.
(Baca juga: Didorong Sikap Fanatik Terhadap Hitler, Ribuan Anak Muda Ini Menjelma Jadi Pasukan Berani Mati Nazi)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR