Advertorial

Yuk, Sayangi Jantung dengan Mengurangi Garam dan Menghentikan Kebiasaan Merokok

Moh Habib Asyhad

Penulis

Untuk menjaga kesehatan jantung, kita mesti memiliki tekanan darah yang stabil. Sebab hipertensi, bikin risiko sakit jantung meningkat.
Untuk menjaga kesehatan jantung, kita mesti memiliki tekanan darah yang stabil. Sebab hipertensi, bikin risiko sakit jantung meningkat.

Intisari-online.com -Demi tekanan darah yang stabil, kita perlu mengurangi asupan sodium.

Tentu hal ini perlu diperhatikan karena tekanan darah juga sangat mempengaruhi kesehatan jantung.

Bethany Thayer perwakilan dari American Dietetic Association’s menyatakan bahwa membatasi makanan olahan merupakan cara terbaik untuk menghindari tekanan darah tinggi. Mengapa makanan olahan?

(Baca juga:Inilah 5 Sayuran Ajaib untuk Kesehatan, Salah Satunya Mampu Cegah Kanker dan Jaga Kesehatan Jantung)

Sebab makanan olahan, apalagi yang dikemas dalam kaleng merupakan sumber garam yang tersembunyi. Biasanya mengandung lebih dari kebutuhan garam harian yang harusnya dikonsumsi manusia, yaitu 2.300 mg.

Untuk seseorang yang memiliki penyakit hipertensi, risiko penyakit jantung juga semakin tinggi. Tapi bukan berarti hipertensi tidak bisa dikendalikan.

Tekanan darah itu harus selalu dijaga agar angkanya tidak melonjak tinggi. Tentu caranya adalah dengan pola makan yang baik, olahraga, dan jika perlu minum obat.

Soalnya tekanan darah yang tinggi, kalau dibiarkan terus-menerus bisa membuat sistem pembuluh darah arteri mengeras (arteriosclerosis).

Hipertensi juga bisa memicu penyempitan pembuluh arteri. Akhirnya terjadi kerusakan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah arteri pada jantung.

Sebaiknya jaga tekanan darah dengan mengonsumsi makanan yang tinggi antioksidan seperti buah, sayur, dan kacang-kacangan.

Kelola stres dengan baik, jangan sampai mengganggu kesehatan fisik. Dan pastikan berhenti minum minuman keras. Pertahankan tekanan darah normal pada angka 120/80 mmHg.

Satu lagi, penyebab yang jarang ditakuti tapi paling memicu sakit jantung, yaitu kebiasaan merokok. Bahkan masih banyak orang yang percaya jika rokok itu hanya berbahaya pada paru-paru, bukan jantung.

Tentu pemahaman tersebut salah besar. Karena faktanya darah yang berasal dari paru-paru, jika seseorang merokok, sudah teracuni nikotin dan racun-racun lainnya.

Akibatnya, racun itu merusak fungsi sel-sel jantung.

Mengisap 1-4 batang rokok setiap hari dua kali meningkatkan risiko serangan jantung.

Jika pada level candu, di atas 25 batang rokok setiap hari, meningkatkan risiko serangan jantung hingga 15 kali. Merokok juga menurunkan kadar HDL yang melindungi jantung.

Risiko penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner lebih besar pada perokok ketimbang nonperokok.

Sebab merokok rupanya berkaitan dengan tingkat penumpukan lemak di pembuluh darah arteri seluruh tubuh termasuk arteri koroner pada jantung. Semakin kuat merokok, semakin cepat arteri menyempit.

(Baca juga:Inilah 5 Sayuran Ajaib untuk Kesehatan, Salah Satunya Mampu Cegah Kanker dan Jaga Kesehatan Jantung)

Sebab nikotin memicu pembebasan asam lemak dari sel-sel lemak yang sedang diedarkan darah pada tubuh. Akibatnya kadar lemak pada darah tertimbun pada dinding arteri. Belum lagi kinerja jantung juga terganggu karena irama jantung tidak beraturan alias aritmia (bahkan aritmia juga dapat menyebabkan kematian).

Ingat, tidak ada jenis rokok yang aman. Termasuk yang diklaim rendah tar dan nikotinnya. Toh asap tetap mengepul, tetap saja berbahaya. Bagi Anda yang tidak merokok, berbahagialah Anda akan keputusan hebat demi jantung sehat.

Jika Anda adalah perokok, jika masih sayang jantung, segeralah menghentikannya.

Artikel Terkait