Intisari-Online.com -Jangan mentang-mentang masih muda terus lupa menjaga kesehatan jantung. Perlu diperhatikan, penyakit jantung tak hanya mengintai mereka yang sudah lanjut usia tapi juga mereka yang masih muda.
Faktor risiko seperti obesitas dan gaya hidup kurang sehat, dilansir dari Hello Sehat, menjadi penyebab kenapa tanda-tanda penyakit jantung juga muncul di kalangan anak muda. Seperti apa tanda-tanda itu?
1. Tekananan darah tinggi
Hipertensi menjadi salah satu gangguan yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler. Mendeteksi hipertensi pada usia muda cenderung sulit karena dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Tekanan darah sistolik normal pada bayi dan balita sekitar 80-110, usia anak-anak sekitar 85-120 sedangkan pada usia remaja sekitar 95-140.
Seorang anak dikatakan mengalami hipertensi jika konsisten memiliki tekanan darah mendekati batas atas atau lebih tinggi dari batas normal tersebut setelah tiga kali pengukuran dalam waktu yang berbeda.
Hipertensi primer sering ditemukan pada usia remaja dan memiliki faktor risiko yang sama pada umumnya: obesitas, pola konsumsi, dan gaya hidup tidak sehat. Namun pada usia anak-anak atau lebih muda, terdapat kemungkinan penyebab hipertensi sekunder seperti gangguan endokrin, penyakit ginjal, kelainan jantung bawaan, tekanan intracranial, efek samping obat, dan racun.
Hipertensi pada usia muda sering kali tidak menimbulkan gejala akut, namun dapat menyebabkan sakit kepala, mimisan, serta penurunan kemampuan akademis dan olahraga.
Jika tidak diatasi, baik hipertensi primer maupun sekunder dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pembuluh darah lebih cepat dan hal ini dapat berdampak terhadap sistem saraf pusat (stroke), gangguan fungsi jantung, dan gagal ginjal saat dewasa.
2. Hiperkolesterolemia
Tingginya kadar kolesterol dalam darah merupakan awal dari perkembangan penyakit jantung koroner dan hal ini, tanpa disadari, sudah dimulai sejak masa anak-anak.
Peningkatan kadar kolesterol sudah dapat terlihat saat anak akan memasuki usia remaja (9-11 tahun) dan biasanya kembali meningkat pada usia remaja akhir (17-21 tahun). Hiperkolesterolemia pada anak lebih mungkin terjadi jika:
• Terdapat riwayat penyakit jantung orangtua
• Mengalami kegemukan
• Tekanan darah di atas normal seusianya
• Memiliki diabetes
• Merokok dan terpapar asap rokok
Penanganan kolesterol pada anak sangat diperlukan untuk mencegah penyakit jantung sejak dini. Oleh karena itu, jika anak sudah memiliki faktor risiko, disarankan untuk memeriksakan kadar kolesterol darah pada usia anak-anak (di bawah 10 tahun) serta awal dan akhir usia remaja. Kadar kolesterol total (TC) yang aman pada anak sekitar kurang dari 170mg/dL.
Jika kadar TC sekitar 170-199mg/dL diperlukan pemeriksaan berulang, sedangkan jika kadar TC >200mg/dL diperlukan pemeriksaan lanjut dan konsumsi obat.
Meskipun demikian, utamakan perbaikan pola makan dan pola aktivitas jika anak Anda berisiko mengalami hiperkolesterolemia. Hal ini dilakukan dengan pengurangan asupan lemak, karbohidrat dan gula dari asupan harian. Sebagai gantinya, tingkatkan asupan protein, serat, vitamin dan mineral terutama dari sayur dan buah.
3. Arterosklerosis
Arterosklerosis dapat terjadi jika kadar kolesterol darah tidak terkendali hingga menimbulkan plak pada pembuluh darah. Perkembangan arterosklerosis cenderung lama namun dapat dimulai pada masa anak-anak.
Faktor risiko arterosklerosis pada anak pada umumnya sama dengan faktor risiko hiperkolesterolemia pada anak. Namun setiap faktor risiko seperti obesitas, hipertensi dan gaya hidup tidak sehat akan mempercepat kerusakan pembuluh darah.
Arterosklerosis saat usia anak-anak adalah pemicu utama penyakit jantung dan stroke pada individu dewasa yang berusia 20-30 tahun.
Penanganan arterosklerosis dan kadar kolesterol abnormal pada anak dilakukan secara bertahap seperti berikut:
1. Perubahan pola makan dan aktivitas dengan menekan konsumsi harian lemak, karbohidrat dan gula berlebih serta lebih banyak mengonsumsi protein ikan, sayur dan buah. Anak juga dianjurkan aktif 30-60 menit/hari dalam 4-6 hari/minggu. Upaya perbaikan sebaiknya dilakukan secara perlahan dan konsisten karena harus dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
2. Suplementasi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serat dan omega-3 yang bermanfaat dalam mengendalikan kadar kolesterol LDL. Anak juga tetap dinjurkan memperoleh serat dari sayur dan buah serta omega-3 dari ikan berminyak.
3. Pada umumnya dokter akan memberikan obat dengan jenis Statin namun upaya pengobatan tidak bertujuan untuk mengatasi arterosklerosis melainkan hanya untuk mengendalikan faktor risiko. Pemberian obat adalah langkah terakhir jika perbaikan gaya hidup dan suplementasi setelah 6-12 bulan tidak membantu menurunkan kadar kolesterol total atau kadar trigliserida yang terlalu tinggi.
Selagi masih muda, yuk bersama-sama kita jaga jantung kita supaya tetap sehat.