"Penjelasan alternatif bisa jadi perbedaan status zat besi antara donor wanita dan pria yang hamil. Beberapa penelitian juga melaporkan perbedaan fisiologi sel darah merah di antara jenis kelamin."
Para penulis menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mereplikasi temuan ini, menentukan signifikansi klinis mereka, dan mengidentifikasi mekanisme yang mendasarinya.
(Baca juga: Indonesia Butuh 5,1 Juta Kantong Darah Tiap tahun, Yuk Ramai-ramai Menjadikan Donor Darah sebagai Gaya Hidup)
"Hasil ini provokatif dan mungkin--jika benar--memiliki implikasi klinis yang signifikan," Ritchard G Cable MD menulis dalam editorial Jaringan JAMA.
Namun, dia mendesak hati-hati, dan menyatakan bahwa uji klinis lainnya memiliki hasil yang berbeda.
Dinas Kesehatan Nasional di Inggris mengatakan kepada Telegraph bahwa sumbangan darah dari semua donor dipersilakan dan mereka terus menerima sumbangan dari wanita yang telah hamil.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR