Advertorial
Intisari-Online.com - Kasus rotator, strobo dan sirene yang tidak digunakan sebagai mana mestinya sedang ramai jadi perhatian masyarakat.
Sebagian mengungkapkan kekesalan mereka terhadap kendaraan pribadi yang ingin diprioritaskan di jalan raya.
Dari beragam kasus yang viral di sosial media, netizen menanggapi kendaraan dengan rotator ini dengan cara bersikeras tidak mau memberikan jalan kepada kendaraan tersebut.
Tapi ada kasus beda di Medan, Sumatera Utara, dimana penggunaan rotator dan strobo sudah sesuai peruntukkannya namun tidak diperhatikan oleh pengguna jalan lain.
Diambil dari akun instagram @escorting_ambulance_medan, diceritakan ambulan yang tengah membawa pasien untuk segera berobat malah dihalangi di jalan raya.
(Baca juga: Tak Dapat Ambulans, Ibu Ini Naik Angkot Sambil Gendong Jenazah Bayinya. Ini Penjelasan Pihak RS)
(Baca juga: Memilukan, Ditolak Ambulans Pria Ini Bawa Mayat Keponakannya Menggunakan Sepeda)
(Baca juga: Kisah Aspin yang Sembunyikan Jenazah Bayinya dalam Tas karena Tak Mampu Sewa Ambulans)
"Inilah kalau dari warga yang tidak ada kesadaran untuk mendahului mobil ambulance. Pasien yang kami kawal telah berpulang ke rumah khalik. Buat keluarga ditinggalkan di beri ketabahan. Percayalah pasien sudah sehat dan tidak merasakan kesakitan lagi," bunyi caption dalam unggahan tersebut.
Anggota escort_ambulance_medan, Steven Willy Andry, saat dihubungi Selasa, (10/10/2017) menceritakan mereka mengawal ambulan yang sedang membawa pasien dari Rantauprapat pukul 9 malam, Senin (9/10/2017).
Di perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Adam Malik, Medan, rombongan ambulan tersebut mendapatkan banyak halangan dari pengguna jalan raya yang tidak mau menyingkir.
"Padahal sirene sudah berbunyi dari kejauhan. Kencang. Namun mobil-mobil tetap di jalur mereka. Dari kami, tim escort menggunakan sepeda motor, berusaha membukakan jalan, tetap ditutup," ucap Steven.
Menurut Steven kejadian seperti ini tidak selalu ditemui saat dirinya mengawal ambulan.
(Baca juga: Tak Mampu Sewa Ambulans, Dana Majhi Gotong Mayat Istrinya Sejauh 12 Km)
Biasanya angkutan umum, bus dan mobil pribadi ada saja yang berusaha menghalangi.
Lanjut cerita, ketika perjalanan sudah sekitar 45 menit, sopir ambulan memberi tanda untuk mencari rumah sakit terdekat karena pasien sudah kritis.
Setelah tiba di rumah sakit terdekat, pasien tersebut menghembuskan nafas terakhir.
Alat Komunikasi di Jalan Raya
Reaksi pengguna jalan terhadap ambulan yang tengah bertugas ini tentu memprihatinkan.
Jika dibandingkan dengan kasus penyalahgunaan sirine dan rotator belakangan ini, ternyata banyak yang tidak paham fungsi dan arti dari rotator tersebut, termasuk untuk bereaksi ketika bertemu ditengah jalan kendaraan yang memiliki hak prioritas.
Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), rotator dan sirene diciptakan untuk komunikasi dengan sesama pengguna jalan.
Harapannya ada bahasa yang sama di antar pengguna jalan agar tidak terjadi kekacauan.
"Ini korelasinya dengan keselamatan bersama di jalan raya. Bila setiap pengendara tidak memahami aturan yang sama dalam bertindak maka bisa terjadi kecelakaan. Ketika ambulan meraung-raung lalu dihalangi, ini karena tidak ada bahasa yang sama terhadap satu kontek. Maka itu pemahaman peraturan jalan raya penting," ucap Jusri saat dihubungi beberapa waktu lalu.
(Setyo Adi Nugroho)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Ambulans Tak Diberi Jalan, Pasien Kehilangan Nyawa”.