Advertorial
Intisari-Online.com – Sebuah video tengah ramai di media sosial di Ukrania.
Dalam video itu terlihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan jatuh tertidur selama beberapa detik.
Hal ini bisa dianggap memalukan, karena momen itu terjadi dalam sebuah acara jumpa pers bersama wartawan Ukrania.
Apalagi acara itu juga dihadiri oleh pemimpin Ukrania.
Cerita berawal ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan kunjungan kenegaraan di Ukrania.
Presiden berusia 63 tahun itu melakukan pertemuan dengan presiden terpilih Petro Poroshenko.
Dalam salah satu acara di negara itu digelar jumpa pers bersama wartawan di Kiev, ibukota Ukrania.
Presiden Erdogan dan Presiden Poroshenko duduk berdampingan di depan wartawan.
Dalam video terlihat Presiden Poroshenko sedang menjawab pertanyaan dari wartawan.
Nah, saat ia sedang berbicara, Presiden Erdogan terlihat menunduk dengan mata terpejam.
(Baca juga: Biarkan Sang Adik Tertidur di Pangkuan saat Dirinya Sedang Belajar di Kelas, Remaja Ini Bikin Ibu-ibu Terharu)
Sesaat ini terlihat seperti jatuh tertidur beberapa detik. Lalu ia menutup mulutnya dengan tangan dan seperti sedang menguap.
Momen beberapa detik itu rupanya tertangkap oleh seorang wartawan dari televisi Kursdistan 24.
Kemudian video itu menyebar di media sosial di Ukrania.
Dilansir dari situs Mailonline, selama pembicaraan antar dua pemimpin, Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak akan mengakui pencaplokan Crimea oleh Rusia.
Dalam kunjungan ke Kiev yang berlangsung pada Senin (9/10) itu, Presiden Turki Erdogan mengatakan akan terus mendukung kedaulatan dan integritas Ukraina atas Crimea.
(Baca juga: Pahlawan Cilik, Itulah Julukan Buat Bocah Laki-laki yang Tertidur dengan Mulut Mangap Ini, Apa Alasannya?)
Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina tengah ‘berperang’ akibat pencaplokan Moskow terhadap Tanjung Crimea Ukrania.
Negeri beruang merah itu juga mendukung pemberontak separatis di Ukraina bagian timur.
Presiden Erdogan mengatakan bahwa Ankara akan terus mengikuti situasi atas Crimea Tatar dan rasa terima kasih kepada Ukrania untuk mempertahankan hak mereka.
Beberapa aktivis Crimea Tatar mengeluhkan pelanggaran hak grup etnis Turki setelah pencaplokan Rusia atas kawasan Laut Hitam.