Advertorial

Memaafkan Membuat Hidup Kita Lebih Bebas, Bugar, dan Berarti

Moh Habib Asyhad

Editor

Intisari-Online.com -Kita tahu, memaafkan memiliki dampak positif bagi kesehatan jiwa dan raga.

Memberi maaf memang bukan perkara mudah. Santai, itu manusiawi kok—lebih-lebih untuk sebuah kesalahan yang kita anggap sangat berat.

Meski begitu, berikan kesempatan pada diri Anda untuk memaafkan orang lain. Masa lalu memang menyakitkan, tapi memaafkan akan membuat kehidupan kita di masa sekarang akan nikmat.

(Baca juga:Ketika Kita Memaafkan Seseorang Tanpa si Pelaku Tahu Kita Telah Mamaafkannya)

Setiap orang punya salah dan cela, termasuk kita. memaafkan kesalahan orang lain, secara tidak langsung, kita juga memaafkan kesalahan kita sendiri.

Memaafkan juga melatih seseorang untuk menjadi sosok yang lebih penyabar.

Satu lagi, jangan pernah menghitung kesalahan orang lain. semakin sering kita menghitung kesalahan, semakin besar amarah kita terhadap orang itu dan semakin sulit kita memberinya maaf.

Bagaimana jika kita tidak sanggup bertatap muka dengan orang yang telah berbuat salah kepada kita? Kita bisa membuat visualisasi percakapan dengan orang itu. ini juga berlaku bagi ia sudah yang meninggal.

Dengan cara ini kita bisa menumpahkan segala kekesalan yang lama kita pendam di dalam hati. Setelah itu, bernapaslah, lebih dalam, dan rasakapan apa yang terjadi dengan tubuh kita.

Tapi yang paling baik adalah dengan langsung bersemuka dengan ia yang menyakiti kita. Dengan begini kita bisa menyelesaikan masalah yang mengganggu dengan lebih terbuka dan tuntas.

Setelah melakukan rekonsiliasi, memang tidak ada jaminan bahwa hubungan akan sebaik dulu. Tapi paling tidak, kita masih bisa berteman dengannya. Yang lebih penting, tak ada lagi dendam.

(Baca juga:Mendapat Gelar Best Friends Forever, Dua Nenek Ini Sudah Bersahabat Selama 80 Tahun!)

Terlalu cepat memberi maaf juga kurang tepat. Ada waktunya kita memaafkan dengan cepat, ada kalanya juga kita harus berpikir lebih panjang.

Menjadi orang yang terlalu gampang memaafkan juga kurang baik—bagaimanapun juga, kesalahan tetap harus dipertanggungjawabkan, supaya ada efek jera.

(NATALIA MANDIRIANI)

Artikel Terkait