Memaafkan Orang yang Kita Cintai Akan Meringankan Kesedihan

Yoyok Prima Maulana

Editor

Cinta berasal dari otak
Cinta berasal dari otak

Intisari-Online.com – Seorang anak laki-laki lahir setelah sebelas tahun pasangan ini menikah.

Mereka adalah pasangan yang penuh kasih dan anak itu adalah buah kasih yang sungguh mereka nantikan.

Saat anak itu berusia sekitar dua tahun, suatu pagi sang suami melihat sebuah botol obat terbuka.

Ia sedang terburu-buru karena terlambat berangkat ke kantor, sehingga ia meminta istrinya untuk menutup botol obat itu dan menyimpannya di lemari.

(BACA JUGA:Kenali Neurosis Yang Bikin Perkawinan Tak Harmonis)

(BACA JUGA:Mengapa Orang Baik Selalu Menderita?)

Sang istri, yang sedang asyik di dapur, benar-benar lupa.

Anak laki-laki itu melihat botol obat itu dan main-main dengan botol itu, karena terpesona dengan warnanya, ia meminum semuanya.

Tentu saja, obat itu menjadi racun bagi anak kecil karena obat khusus dewasa itu hanya diminum dengan dosis kecil.

Saat anak kecil itu tergeletak, sang ibu membawanya ke rumah sakit. Sayang, ia meninggal dalam perjalanan.

Sang ibu tertegun. Ia takut bagaimana menghadapi suaminya.

Ketika sang suami yang kebingungan datang ke rumah sakit dan melihat anak itu meninggal, ia menatap istrinya dan mengucapkan empat kata.

Menurut Anda, apakah empat kata itu?

Sang suami itu hanya berkata, “Aku cinta kamu, sayang.”

Reaksi suami yang sama sekali tak terduga adalah perilaku proaktif. Anak itu sudah mati.

Ia tidak akan bisa dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari kesalahan pada sang ibu.

Lagi pula, kalau saja ia meluangkan waktunya sejenak untuk menyimpan botol obat itu, ini tidak akan terjadi. Tidak perlu saling menyalahkan.

Ia juga kehilangan anak tunggalnya.Yang dibutuhkannya pada saat itu adalah penghiburan dan simpati dari sang suami. Itulah yang ia berikan pada istrinya.

Terkadang, kita selalu meluangkan waktu hanya sekadar bertanya siapa yang bertanggung jawab atau siapa yang harus disalahkan, entah dalam suatu hubungan, pekerjaan, atau dengan orang yang kita kenal.

Kita kehilangan kehangatan dalam hubungan manusia untuk saling memberi dukungan.

Lagi pula, memaafkan seseorang yang kita cintai bukankah menjadi hal termudah di dunia untuk dilakukan? Harta yang kita miliki tidak akan melipatgandakan rasa sakit, derita, dan penderitaan, bila berpegang pada memaafkan.

Jika setiap orang bisa melihat kehidupan dengan perspektif seperti ini, akan ada sedikit masalah di dunia.

(BACA JUGA:Kristal Basset, Pernah Bermain untuk 100 Judul Film Porno, Sekarang Menjadi Pendeta)

(BACA JUGA:Petir Terganas di Dunia Ada di Indonesia Lo! Ini Dia Lokasinya)

Artikel Terkait