Advertorial
Intisari-Online.com - Beberapa jenis bakteri yang ada di vagina ternyata dapat meningkatkan risiko tertular klamidia, menurut sebuah penelitian baru dari Belanda.
(Klamidiaatau chlamydiaadalah sebuah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri bernamaChlamydia trachomatis.
Kita bisa jadi tidak mengetahui memiliki bakteriklamidiakarena beberapa orang tidak menunjukkan tanda maupun gejala.)
Penelitian itu melibatkan 115 wanita sehat berusia 16 sampai 29 tahun; mereka diperiksa secara tahunan untuk klamidia selama dua tahun berturut-turut di sebuah klinik di Amsterdam.
Peserta memberikan sampel usapan vagina yang tidak hanya dianalisis untuk klamidia, tetapi juga untuk bakteri lain yang hidup secara alami di vagina dan umumnya tidak dianggap berbahaya - yang disebut "mikrobiota vagina."
Hasilnya, 60 wanita negatif terhadap klamidia pada kunjungan pertama mereka namun positif pada kunjungan kedua mereka, setahun kemudian.
Hasil mikrobiota vagina mereka dibandingkan dengan 55 wanita yang melakukan tes negatif terhadap klamidia pada kedua kunjungan tersebut.
(Baca juga:20 Mitos dan Fakta Seks yang Mungkin Sering Mengganggu Pikiran Kita)
Terlepas dari hasil tes klamidia mereka, sebagian besar wanita memiliki mikrobiota vagina yang didominasi oleh Lactobacillus, sekelompok bakteri "ramah" yang terdiri atas banyak spesies yang berbeda.
Lactobacillus biasanya ditemukan di saluran kencing, pencernaan, dan genital, namun tidak menyebabkan penyakit, menurut National Institutes of Health.
Namun, studi tersebut menemukan bahwa wanita yang memiliki mikrobiota vagina yang didominasi oleh spesies Lactobacillus iners mengalami peningkatan risiko infeksi klamidia, dibandingkan dengan wanita yang mikrobiota vagina didominasi oleh jenis Lactobacillus yang berbeda.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa "’penanda' spesifik dari mikrobiota vagina dapat" mengindikasikan risiko wanita terkena infeksi menular seksual (IMS), begitu para peneliti menulis di jurnal Sexually Transmitted Infections.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bakteriLactobacilluspada umumnya membantu melindungi terhadap penyakit menular seksual.
Namun, penelitian ini menunjukkan bahwaLactobacillusbelum tentu protektif.
Sebaliknya, "Spesies spesifik dari Lactobacillus juga sangat penting untuk menentukan apakah mikrobiota vagina dapat berkontribusi terhadap kerentanan atau perlindungan terhadap IMS," kata para periset.
Para ilmuwan mencatat bahwa penelitian mereka relatif kecil, sehingga temuan tersebut harus dikonfirmasi pada kelompok wanita yang lebih besar.
Selain itu, penelitian di masa depan idealnya mengumpulkan sampel vagina lebih dari satu kali dalam setahun, untuk memeriksa perubahan mikrobiota vagina secara lebih rinci, kata periset.
(Baca juga:Hati-hati, Gonorhoe Semakin Sulit Diobati)
Chlamydia adalah salah satu infeksi menular seksual yang paling umum terjadi di negara-negara industri, kata periset.
Diperkirakan 2,8 juta infeksi klamidia terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, menurut Pusat Pencegahan dan Pengontrolan Penyakit (CDC).
Meskipun klamidia biasanya tidak menyebabkan gejala, namun dapat menyebabkan komplikasi serius pada wanita, seperti penyakit radang panggul dan infertilitas, kata CDC.