Advertorial
Intisari-Online.com -Hampir 95% kawasan Puerto Riko rusak parak akibat hantama Badai Maria pada Minggu (24/9).
Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah AS pun harus melakukan tindakan khusus dengan mengerahkan pasukan cadangan.
Bagaimanapun juga, Puerto Riko adalah negara persemakmuran Amerika Serikat.
(Baca juga:Akibat Badai Maria, Puerto Rico Jadi Lautan Puing-Puing, Presiden Donald Trump Pun Makin Pusing)
Kondisi terkini, semua jaringan listik di negara yang beribukota di San Juan itu tiang-tiangnya ambruk merintangi jalan.
Tak hanya itu, rumah-rumah penduduk pun hancur akibat sapuan badai ganas itu. Penduduk semakin kebingungan karena jaringan komunikasi terputus total.
Kondisi ini memaksa banyak penduduk Puerto Riko pergi ke ketinggian untuk mencari sinyal.
Selain itu, dengan pergi ke tempat yang lebih tinggi mereka berharap bisa terhindar dari bencana alam susulan, lebih-lebih sebuah waduk yang menampung aliran Sungai Guajataca terancam jebol.
Jika waduk itu sampai jebol sekitar 70 ribu warga Puerto Riko terancam nyawanya. Sejauh ini, sudah ada 10 kepala yang tewas akibat disapu badai Maria.
Demi mengatasi bencana angin topan di Puerto Riko, Pesiden AS Donald Trump telah memerintahkan 4.000 personel pasukan cadangan militer AS untuk berangkat ke lokasi bencana.
Mereka diinstruksikan untuk secepatnya melakukan operasi penyelamatan.
Keputusan pemerintah AS ini menunjukkan bahwa situasi telah menjadi demikian genting sehingga pasukan cadangan yang seharusnya dalam kondisi stand by terpaksa dikerahkan.
Bayangkan jika AS sedang beperang?
Pasukan cadangan AS yang dikerahkan melalui udara dan laut itu pada tahap awal akan menurunkan bantuan berupa makanan, air bersih, dan generator listrik.
Upaya operasi kemanusian di Puerto Riko itu diperkirakan membutuhkan waktu panjang mengingat hampir semua bangunan dan infrastruktur di wilayah tersebut mengalami kerusakan yang amat parah.