Intisari-Online.com – Sebuah kapal yang berlayar melalui laut terbuka dengan beberapa penumpang. Istri kapten adalah salah satu dari penumpang kapal itu.
Tiba-tiba mereka terperangkap dalam badai. Kapal bergoyang di perairan yang bergolak kasar. Para penumpang berteriak dalam ketakutan. Namun, sang kapten kapal tetap tengan, dingin, dan berani, menggunakan semua keterampilan untuk menjaga kapal di bawah kontrol. Para awak kapal menawarkan semua bantuan yang diperlukan oleh kapten. Sementara, banyak penumpang kapal yang mulai berdoa dengan khusyuk.
Isteri kapan kapal tidak bisa mentolerir ketenangan suaminya. Ia mengeluh, “Bagaimana kau bisa begitu dingin, sementara kita semua takut mati?”
Kapten cepat menarik pistol dari sakunya dan mengarahkannya ke istrinya. Ia menyentuh pelatuk dan bertanya, “Apakah kau tidak takut bila saya akan menembakmu?”
“Tidak sama sekali,” jawab istrinya.
“Kenapa” tanya kapten.
“Karena pistol di tanganmu,” jawab istrinya.
Kemudian kapten menjelaskan, “Itu adalah situasi saat ini. Ada satu yang mengontrol badai dan laut. Ia adalah Tuhan. Tuhan lebih peduli kepada kita daripada kita sendiri. Jadi jangan khawatir. Berdoalah memohon bantuan-Nya dengan keyakinan. Ia akan menyelamatkan kita dari bencana apapun.”
Terinspirasi oleh kata-kata percaya diri, istrinya pun bergabung dengan kelompok yang berdoa. Doa mereka terjawab. Laut menjadi tenang dan mereka bisa berlayar dengan aman.
Hidup kita ini seperti perahu, berlayar melalui lautan dunia. Kita bisa terancam oleh prahara masalah dan godaan. Tapi kita bisa berlayar dengan aman jika iman kita kuat. Tuhan memiliki kontrol atas kekuatan alam. Ia dapat memberi kita ujian sehingga kita bisa lebih berkembang dan lebih kuat. Tetapi Ia tidak pernah meninggalkan kita selama masa sulit. Ia selalu bersama kita melalui sukacita dan air mata sepanjang hidup kita.