Advertorial

(Foto) Kreatif, Guru Ini Mengubah Ruang Kelas Biasa Menjadi ‘Hogwarts’ di Film Harry Potter

Ade Sulaeman

Editor

Seorang guru di Amerika Serikat memberikan kejutan untuk para muridnya di semester baru. Ia mengubah ruang kelas 7 dan 8 menjadi seperti dalam cerita Harry Potter.
Seorang guru di Amerika Serikat memberikan kejutan untuk para muridnya di semester baru. Ia mengubah ruang kelas 7 dan 8 menjadi seperti dalam cerita Harry Potter.

Intisari-Online.com – Kyle Hubler bisa dikatakan sebagai guru yang kreatif.

Ia telah mengejutkan para muridnya saat memasuki ruang kelas usai liburan musim panas.

Pasalnya ruang belajar untuk murid kelas 7 dan 8 SMP di Oregon, Amerika Serikat, itu dibuat seperti suasana film Harry Potter.

Mulai dari pintu kelas Platform 9 3/4, rak buku, hingga ruang kantor mencerminkan sekolah bagi anak-anak jago sihir itu, yaitu Hogwarts.

Guru yang berdedikasi itu bahkan tidak membatasi hiasan di dalam ruang kelas.

Pada hari pertama sekolah, para muridnya diajak memulai petuangan mereka dan perjalanan ke Hogwarts, baru dari luar kelas saja.

Di lorong sekolah Pak Kyle menggantung kertas dinding berwarna merah.

Sementara di pintu masuk ia menggantung tanda Platform 9 3/4 yang menjadi awal masuk ke dunia sihir.

Memasuki ruangan kelas, barulah petualangan dunia sihir dimulai karena di dinding ruangan dipasang kertas dinding bersuasana Hogwarts.

Seperti dalam Great Hall, di atap ruangan itu digantung lilin-lilin dengan menggunakan kabel.

Pada beberapa sudut dipajang buku-buku Harry Potter dan buku lainnya seperti dalam perpustakaan Hogwarts.

Ada pula jam gelas yang diisi dengan batuan berwarna, boneka-boneka tokoh cerita tersebut, pendiri buku yang berbentuk burung hantu, pena bulu ayam, dan tongkat sihir.

Di salah satu sudut ruangan dibuat seperti toko Olivander dengan kotak-kotak karton berisi tongkat sihir.

Bahkan ia menciptakan sendiri Pensieve, yaitu mangkuk berisi air untuk melihat masa lalu seseorang dalam cerita Harry Potter.

Sementara di rak lainnya ada dipajang satu set bola Quidditch, yaitu olahraga dalam dunia sihir.

Ada pula Topi Seleksi, sapu terbang, ketel untuk membuat ramuan, peti kayu, dan botol ramuan.

Pak Kyle juga meletakkan satu set alat catur sihir, Batu Bertuah, surat penerimaan di sekolah Hogwarts.

Bahkan di ruangan lain, yang dijadikan kantornya, terdapat banner dan kursi berwarna-warni yang melambangkan warna Gryffindor, Ravenclaw, Hufflepuff, dan Slytherin.

Untuk menciptakan ruang kelas bertema Harry Potter ini, Pak Kyle memerlukan waktu 70 jam dalam waktu 5 minggu di musim panas lalu.

Ia membawa barang-barang suvenir miliknya sendiri, selebihnya dibeli secara online atau di toko dengan menggunakan uangnya sendiri.

Tidak heran bila para murid Pak Kyle merasa terkejut sekaligus senang saat melihat ruang kelas mereka.

“Aku mendengar langkah kaki mereka masuk ke kelas dan melihat mereka melongo. Mereka berebut ke sekitar ruangan untuk melihat setiap detail dan bersemangat memperlihatkan kepada temannya apa yang mereka temukan,” cerita Kyle Huber para Huffington Post.

Tentu saja it semua sangat berarti bagi guru kreatif tersebut. Menurutnya, ia benar-benar menyukai apa yang telah ia lakukan.

Ia menyukai para muridnya dan ingin mengajar mereka.

“Aku ingin mereka merasa seperti kelasku adalah sebuah tempat yang menggembirakan dan tempat belajar yang menyenangkan,” kata Kyle.

Sementara dalam wawancara dengan ABC News, Kyle Hubler mengatakan bahwa ia hanya ingin memperlihatkan pada muridnya aspek kecil dari kepribadiannya untuk mulai menjembatani hubungan antara guru dengan murid.

Bukannya hubungan satu arah di mana ia menyampaikan pengetahuan kepada murid.

Namun, mereka bisa terhubung sebagai manusia yang baik.

Ia menambahkan, bahwa para muridnya menunggu untuk masuk ke kelasnya walaupun mereka belum pada semesternya.

Ada juga murid yang mengintip ke dalam kelas saat jam makan siang, atau hanya merasa senang datang kembali di keesokan harinya.

Bagaimana tanggapan kepala sekolah atau guru lainnya? Ternyata mereka juga senang.

Karena itu ia berharap guru-guru yang lain akan mengikuti jejaknya, yaitu membuat lingkungan belajar lebih menyenangkan.

Artikel Terkait